REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rentetan penembakan yang dilakukan Orang Tidak Dikenal (OTK) di Papua dalam beberapa hari kebelakang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menteri Koordinatorr Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto menegaskan penyelidikan sedang dilakukan.
“Sedang dilakukan penyelidikan dan pendalaman untuk pengusutan lebih lanjut,” katanya, Rabu (6/6).
Menurutnya, tindak kekerasan seperti itu tidak boleh terus berulang. Maka, aparat, baik dari pihak kepolisian ataupun TNI harus segera turun tangan dan menemukan pelaku.
“Tindakan kekerasan seperti ini harus dihentikan. Aparat Polda dibantu TNI harus segera menemukan pelakunya,” katanya.
Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menyatakan kondisi di Papua perlu penanganan khusus. Namun hal itu, lanjut Julian, bukan berarti ada penambahan pasukan untuk mengamankan kawasan tersebut.
“Nanti dilihat. Yang jelas untuk mengatasi ini karena kondisinya memang khusus. Bilamana ada permintaan dari pihak kepolisian, tentu TNI dalam hal ini akan proaktif, bersinergi dengan kepolisian untuk membantu penanganan agar menciptakan kondisi yang damai, yang tenang di sana,” katanya.
Julian mengakui, untuk menyelesaikan persoalan Papua tidaklah mudah. Salah satunya karena medan yang ditempuh sangat sulit.
Seperti diberitakan, di Papua kembali terjadi penembakan tiga orang oleh orang tak dikenal di tiga tempat yang berbeda. Penembakan terjadi di Papua pada 22.00 WIT. Para korban saat ini dirawat di UGD RSUND Dok-2 Jayapura.
Adapun tiga korban yakni Iqbal Rifai (22 tahun). Ia ditembak di jalan Sam Ratulangi Jayapura, depan kantor Dishub Provinsi Papua serta Hardi Jayanto (22 tahun) juga ditembak di jalan Sam Ratulangi Jayapura, depan kantor Dishub Prov. Papua.
Sementara korban ketiga adalah Pratu Frangki Kune (25 tahun). Ia ditembak di jalan Abepura Entrop (Perum Pemda 1 Entrop/depan CV Thomas). Ia mengalami luka tembak di leher (tembus).