REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Aksi penganiayaan dan penembakan oleh orang tak dikenal sedang membuat cemas warga ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura. Sebagian besar warga bahkan mengaku trauma dan kini takut untuk beraktifitas malam.
"Biasanya anak saya berjualan makanan hingga larut malam, tapi dengan adanya peristiwa ini kami jadi takut," ujar Ny Mammudah (51) warga Tanah Hitam, distrik Abepura, Kota Jayapura.
Menurut dia, sejumlah peristiwa kekerasan akhir-akhir ini yang terjadi di wilayah itu perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius dari wakil rakyat, pihak keamanan dan pimpinan daerah.
Sehingga warga yang berdomisili di daerah tersebut merasa aman dan nyaman dengan adanya jaminan keamanan dari pihak-pihak yang berkompeten.
Yohanis Tandikarang (29) warga Entrop, distrik Jayapura Selatan mengatakan salah satu tempat peristiwa penembakan anggota TNI yang terjadi di depan jalan raya Abepura-Entrop atau depan kantor CV Thomas Entrop merupakan tempat yang tidak jauh dari rumahnya.
"Saat ini saya dan keluarga menjadi was-was jika ingin keluar malam," tambahnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Jayapura M Darwis Massi meminta kepada aparat kepolisian setempat agar cepat tanggap menangani dan mengatasi masalah penembakan yang terjadi diwilayah tersebut.
Menurut dia, aparat kepolisian harus cepat menangani seperti kasus penembakan dialami warga asing Dietmer Pieper, penembakan Gilbert FM pelajar SMU Kalam Kudus Jayapura pada Senin(4/6) malam dan tiga warga lainnya termasuk satu anggota TNI pada Selasa(5/6) malam.
"Saya minta kepada kepolisian setempat untuk hal-hal semacam yaitu penembakan oleh orang tak dikenal jangan dianggap remeh dan sepele. Harus bekerja keras dan ungkap masalah ini," kata Darwis.