REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Beberapa jenis ikan khas Kerinci, seperti ikan medik dan ikan sekak, kini mulai sulit ditemukan. Bahkan, jenis ikan itu sudah ada yang hampir punah, yakni ikan semah.
Menurut nelayan di Desa Pulau tengah, Kecamatan Keliling Danau, Roni, Senin (4/6), saat ini cukup sulit masyarakat mendapatkan dan menemukan ikan asli Kerinci di pasaran. Kondisi ini telah dirasakan masyarakat Kerinci sejak lima tahun terakhir. "Dulu berbagai macam jenis ikan asli Kerinci banyak kita temukan di perairan Danau Kerinci. Namun sekarang kondisinya berbeda, ikan Kerinci semakin langka," katanya.
Berkurangnya jumlah ikan asli Kerinci merupakan keluhan sejumlah nelayan Kerinci lantaran berdampak kepada pendapatan dan pertumbuhan perekonomian masyarakat, khususnya nelayan. Kata dia, lima tahun sebelumnya, setiap turun ke sungai tidak jarang menemukan ikan khas Kerinci, seperti ikan semah.
"Harganya juga tinggi di pasaran, sehingga penghasilan kami juga lumayan," tambah salah seorang nelayan di Danau Kerinci, Nasron. Kondisi ini, berdampak kepada ekonomi keluarganya. Karena itu dia berharap ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Kerinci, khususnya dinas terkait untuk mengantisipasi kelangkaan ini.
Hal yang sama juga dilontarkan, Nusran, pencari ikan dengan cara memancing di daerah Sungai Batang Merangin, Kecamatan Batang Merangin. Menurut dia, lima tahun sebelumnya, saat memancing dia sering mendapatkan ikan semah, yang merupakan ikan khas Kerinci dan memiliki rasa yang luar biasa.
"Bahkan saya pernah dapat yang beratnya sampai 15 Kg, dan saya jual dengan pembeli dengan harga Rp80.000 per kg," ungkapnya. Sementara, Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan, Igor Rizki minta masyarakat Kerinci untuk tidak khawatir dengan kelangkaan ini. Sebab kini telah diantisipasi dengan cara menerapkan program minapolitan, yaitu untuk menumbuhkembangkan ikan khas di Danau Kerinci.