REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anak-anak punk atau pengamen yang biasanya berpenampilan nyentrik berharap mendapat pekerjaan meskipun mereka pesimistis di tengah tuntutan ekonomi di kota Jakarta. Mereka pun mendesak pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan untuk anak-anak punk.
Salah seorang anak punk yang berada di kawasan Senen Jakarta Pusat, Senin (4/6), Iwan menyatakan bahwa ia berharap memiliki kehidupan yang layak meskipun mereka berasal dari keluarga miskin. Hal ini ironis mengingat Jakarta sendiri akan berusia 485 pada tanggal 22 Juni 2012.
"Saya sih mau, punya pekerjaan biar ngga ngamen terus, saya juga berharap punya kehidupan yang layak tapi mau bagaimana lagi, hidup di jakarta susah, sedangkan saya lulus sekolah aja ngga karena ngga punya uang, gimana mau dapet kerja," ujar Iwan.
Punk sendiri merupakan subbudaya yang lahir di London, Inggris. golongan punk terbentuk oleh gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja dengan masalah ekonomi dan keuangan. Punk hadir berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, kebanyakan lewat lagu-lagu.
Saat ini keberadaan anak punk sudah meluas di wilayah DKI Jakarta dan keberadaannya sudah semakin bertambah.seperti di kawasan Pulogadung, Jatinegara, dan Senen. Anak punk biasanya mengamen di bus-bus kota, angkot, stasiun dan rumah makan dengan dandanan serba hitam, bertato dan gaya rambut mowhak yang diwarnai.
Pengakuan Iwan menyebutkan setiap harinya selalu ada anak-anak punk yang bergabung, dan kebanyakan dari mereka punya alasan yang sama yaitu kesulitan ekonomi yang menghimpit, dan rasa kecewa terhadap pemerintah yang tidak memperhatikan mereka. Rasa kecewa mereka semakin bertambah ketika mereka terus dirazia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), karena diangap mengganggu para pengguna jalan.
"Saya sama mereka sama, kita sama-sama miskin, ngga berpendidikan, dan ngga diperhatiin pemerintah makanya kita kaya gini, apalagi setiap hari kita di tangkap terus sama Satpol PP, karena dianggap mengganggu."kata Iwan.