Ahad 03 Jun 2012 07:53 WIB

Luar Biasa, Tiga Petambak Berkelahi dengan Buaya

Seorang petugas berusaha mengikat mulut buaya (ilustrasi)
Foto: antara
Seorang petugas berusaha mengikat mulut buaya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SANGATTA -- Mirip film 'Crocodile Dunde', tiga petani tambak di Dusun Kenyamukan Desa Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, berkelahi selama sekitar dua jam dengan seekor buaya berukuran dua meter lebih dengan lebar sekitar sejengkal lebih. Kejadian ini terjadi pada Sabtu (2/6) siang.

Tiga petani tambak yang mengaku nyaris menjadi korban keganasan Buaya Muara dengan lebar gigi seperti mata bor dengan mulut sekitar hampir dua jengkal itu, adalah Ammang (50), Muhammad Junaedi (30) dan Ismail (29). Mereka adalah warga Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan Timur. "Buaya yang kami tangkap ini ukurannya lebih kecil, panjangnya hanya dua meter lebih namun sempat kewalahan juga hingga berjam-jam baru bisa dilumpuhkan. Kami bertiga harus menangkap menggunakan tali dan cabang kayu," kata Ismail.

Menurut Ismail, buaya yang ditangkap mulutnya kalau diukur hampir dua jengkal dan giginya sangat tajam dan runcing. Ia mengatakan, buaya itu dikejar dan ditangkap karena siang-siang masuk tambak untuk mencari ikan dan udang peliharaan. Menurut Ismail, jika tidak berhati-hati, mereka nyaris diterkam buaya satunya yang lebih besar.''Ada dua buaya yang masuk ke tambak itu,'' paparnya,.

Saat mengejar buaya yang ditangkap, tiba-tiba buaya satunya mengikuti dan mengejar mereka hingga pinggir sungai sekitar ujung tambak. "Buaya yang ukuran lebih besar lepas dan masih tetap berkeliaran di sekitar tambak, Sungai Kenyamukan dan rawa-rawa sekitar tambak," ujarnya.

Sangatta sejak dulu memang dikenal sebagai sarangnya Buaya Muara khususnya di kawasan Kenyamukan ini. Itulah sebabnya tambak milik warga petani setempat sering kedatangan buaya dan menghabiskan ikan di dalamnya.

Saat ini buaya tersebut diikat dan ditempatkan di sebuah kandang kayu berukuran 2,5 meter dengan lebar 50 cm di bagian belakang rumah Ismail. "Buaya ini akan kami pelihara saja untuk dijadikan tontonan warga jika ada yang berminat berkunjung, bahkan langsung dipasangi sebuah tanda pengumuman dan tarif setiap pengunjung," katanya, tergelak.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement