REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah mengimbau pasar tidak perlu gugup mengadapi ancaman krisis global yang datang ke Indonesia. Pemerintah pun menegaskan, bahwa kebijakan yang telah dibuat sejauh ini bukan kebijakan yang mengekang investor.
Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa menyatakan, bagaimanapun perekonomian Indonesia tidak terlepas dari situasi global yang memang sekarang sedang tidak baik. "Anda tahu situasi Eropa tidak semakin baik kalau tidak ingin dikatakan semakin buruk. Yunani seperti itu, kemudian beberapa bank besar dunia juga mengalami kesulitan likuiditas," katanya, di Jakarta, Rabu (30/5).
Di sisi lain, terjadi penguatan dolar AS karena ekonominya yang tumbuh. "Jadi keperluan dolar meningkat. Jadi ini bersifat temporer. Tidak berkaitan sama sekali dengan fundamental ekonomi kita," katanya.
Dia menyatakan, cadangan devisa Indonesia masih sangat kuat hingga 115 miliar dolar AS. Selain itu, kondisi fiskal juga terjaga. Dari sisi regulasi, dia menegaskan pemerintah tidak berusaha untuk melakukan kontrol devisa yang biasa dilakukan negara sosialis. "Tidak benar kalau kita semakin melindungi ekonomi kita," katanya menegaskan.
Hal ini lanjut dia, tampak dari Master Plan Perluasan dan Percepatan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Rencana tersebut menunjukkan kalau Indonesia pasar yang terbuka dan berkeadilan," ungkapnya.
Namun, seperti negara lainnya di dunia, tidak ada yang memiliki kepentingan nasional. "Tetap saja negara memiliki kepentingan nasionalnya, tanpa harus menutup diri," katanya.