Rabu 30 May 2012 08:54 WIB

Hujan Bikin Mutu Kopi Lampung Menurun

Kopi Lampung (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Kopi Lampung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Curah hujan yang cukup tinggi di Bandarlampung, Lampung dalam sepekan terakhir, membuat mutu kopi Lampung cenderung menurun. Hal itu dikeluhkan sejumlah pedagang kopi di wilayah paling timur pulau Sumatera itu.

Kendati mutu kopi Lampung cenderung menurun, para pedagang mengaku harga komoditas andalan ekspor itu masih bertahan tinggi. "Curah hujan yang tinggi terjadi di daerah perkebunan kopi, sehingga membuat biji kopi menjadi lembab," kata Joni, pedagang yang sudah puluhan tahun menggeluti usaha kopi bubuk, di Pasar Tugu Bandarlampung.

Joni menyatakan, bila biji kopi itu lembab, akan sulit untuk diolah menjadi kopi bubuk. "Kalau pun dipaksakan digiling, hasilnya tidak baik dan kurang berkualitas," kata dia.

Namun meski mutu biji kopi turun, harga jualnya tetap bertahan tinggi, yakni berkisar Rp15.500 sampai Rp18.000 per kg. "Terkadang kita sengaja menetapkan harga yang tinggi, agar diberikan kopi yang kualitasnya baik," ungkapnya.

Biji kopi itu didapatkan dari Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat yang merupakan sentra utama perkebunan kopi di Provinsi Lampung. Menurut para pedagang kopi itu, saat ini, harga bubuk kopi masih tetap stabil, yakni Rp 40 ribu per kilogram, namun volume penjualannya menurun.

Disebutkan Joni, pembeli kopi bubuk tetap ada, meskipun volume pembelian per orang kadang hanya seperempat kilogram. Hal senada diucapkan pedagang kopi lainnya, Adi. Agen komoditas unggulan itu, menyebut, mutu biji kopi Robusta memang menurun, namun harganya tetap tinggi.

"Harga beli biji kopi Robusta tetap bertahan agar mutunya kembali ditingkatkan oleh para petani di sini," sebut dia.

Biji kopi kualitas unggulan, kata Adi menjelaskan, sering dicampur dengan biji kopi bermutu rendah, sehingga harganya pun menjadi menurun. "Jika biji kopi bagus tidak dicampur dengan yang kualitasnya tidak baik, harganya bisa mencapai Rp 17 ribu hingga Rp 20 ribu per kg," kata Adi.

Lebih lanjut Adi menjelaskan, permintaan eksportir atas komoditas kopi Lampung itu sedang tinggi. "Namun, harus dengan standar kadar air di bawah delapan persen," tandasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement