REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kurangnya jiwa enterpreneur membuat daya saing kita tidak bagus. Hal itu yang membuat tingginya nilai impor dan konversi lahan yang terjadi di Indonesia.
Demikian dikatakan Menteri Keuangan, Agus DW Martowardojo. “Memiliki jiwa enterpreneur (kewirausahaan) penting untuk menumbuhkan daya saing kita. Kurangnya hal itu yang membuat impor kita lebih besar dari ekspor," ujar Agus dalam keynote speechnya di MB-IPB, Sabtu (26/5).
Hal itu terjadi, menurut Agus, karena suatu negara yang maju dan sejahtera dengan nilai neraca perdagangan yang besar dan ekspor tinggi, tidak cukup dengan banyaknya ketersediaan resources atau SDA. Yang terpenting di sini adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
SDM di sini, kata Agus, adalah SDM yang bisa menciptakan kerja atau lapangan usaha yaitu seorang enterpreneur. Sehingga dapat mengambil peluang dalam kondisi apa pun dan bisa menjadikan ruang yang biasa menjadi luar biasa serta secara otomatis dapat menumbuhkan ekonomi.
“Sebab, enterpreneur sendiri adalah seseorang yang memiliki inisiatif, pandai lihat kesempatan, punya visi untuk lihat kesempatan dalam segala kondisi. Dan memiliki inovasi guna mengembangkan segala macam SDA untuk menciptakan value atau hasil dari sesuatu yang bisa menjadi luar biasa,” jelasnya.
Inilah, menurut Agus, yang dibutuhkan untuk negara saat ini. Karena enterpreneur adalah tipe orang yang dapat melihat pasar dan ketika gagal akan bangkit lagi. “Itu yang membuat neraca perdagangan kita meningkat. Namun, sayangnya tidak semua orang dapat menjadi seorang enterpreneur." ungkapnya.
Tapi kenyataannya, lanjut Agus, tidak semua seorang sarjana berilmu memilih untuk menciptakan lapangan kerja. Kebanyakan dari mereka memilih untuk mencari kerja. Padahal, jumlah pengangguran di tingkat D3, S1, S2 bahkan S3 telah mencapai 1,1 juta orang.