Kamis 24 May 2012 18:08 WIB

BNPT Gandeng Muslimat NU Cegah Terorisme

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dewi Mardiani
terorisme
Foto: cicak.or.id
terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggandeng Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk mencegah merebaknya aksi terorisme di berbagai daerah di Indonesia. BNPT menilai Muslimat NU memiliki jaringan terbanyak dan terluas di seluruh nusantara.

Deputi Pencegahan BNPT, Agus Surya Bakti, mengatakan pencegahan terorisme menjadi sangat penting sebelum terjadinya aksi. Untuk itu, berbagai pihak harus dilibatkan baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, kepolisian, tokoh masyarakat, agama, pemuda, termasuk organisasi massa dan ibu-ibu.

“Kerja sama dengan ibu-ibu Muslimat NU ini, selain jaringannya luas dan banyak, peran ibu-ibu sangat penting untuk melakukan pencegahan hal yang mencurigakan hingga aksi terorisme di sekitar lingkungannya,”  kata Agus seusai acara Koordinasi Pencegahan Terorisme dan Pembentukan Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung, di Bandar Lampung, Kamis (24/5).

Ia mengatakan BNPT telah bekerja sama dengan Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU di berbgai provinsi di Indonesia untuk yang kelima kalinya. Terakhir dibentuk FKPT Lampung. Agus menyebutkan alasan Lampung menjadi prioritas pembentukan forum tersebut, bukan sepenuhnya benar berarti Lampung masuk kategori rawan tindak terorisme. “Bisa ya, bisa tidak, kalau ditanya mengapa Lampung dibentuk forum karena ada sinyalemen benih teroris,” ungkapnya.

Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan ibu-ibu Muslimat NU di seluruh Indonesia siap bekerja sama dengan siapa pun termasuk BNPT dalam mencegah sejak dini aksi yang dinilai merusak tatanan masyarakat dan agama. “Dengan puluhan ribu anggota Muslimat NU di seluruh Indonesia, insya Allah dapat memberikan kontribusi positif pencegahan dini tindakan tak sesuai agama,” ujarnya.

Ia mengatakan pencegahan aksi terorisme dapat melalui peran dari tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat setempat. "Sebab, para tokoh agama, adat, dan tokoh masyarakatlah yang lebih dulu mengetahui di daerahnya ada yang mencurigakan,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement