Rabu 23 May 2012 15:19 WIB

Sepuluh Petugas dan Enam Napi Lapas Banceuy Positif Narkoba

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Petugas memeriksa kadar barang bukti narkoba jenis shabu-shabu yang akan dimusnahkan di kantor BNN, Jakarta.  (Foto File)
Foto: M. Agung Rajasa/ANTARA
Petugas memeriksa kadar barang bukti narkoba jenis shabu-shabu yang akan dimusnahkan di kantor BNN, Jakarta. (Foto File)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jabar, dua pekan lalu melakukan tes urine pada penghuni petugas Lapas Kelas II A Banceuy. Hasilnya, dari 63 petugas yang dites ternyata sepuluh petugas positif menggunakan narkoba. Selain ke petugas, BNNP Jabar melakukan tes urine ke 100 penguhuni Lapas, Rabu (23/5). Hasilnya, enam narapidana positif narkoba.

"Untuk karyawan sudah ada hasilnya. Ada yang kena (positif narkoba)," ujar Kepala BNNP Jabar, Anang Pratanto, saat Tes Urine terhadap Warga Binaan Lapas Banceuy, Rabu (23/5).

Saat ditanya berapa orang petugas yang positif, Anang enggan menjelaskan. Namun, ketika ditanya apakah jumlahnya mencapai 10 orang, Anang membenarkan. "Ya, sekitar segitu," imbuh Anang.

Menurut Anang, petugas yang positif selanjutnya akan dibina Kepala Lapas Banceuy dan Kanwil Kemenhum HAM Jabar untuk menjalani pembinaan karier. Nama-nama pegawai tersebut, masih dalam proses pengajuan kepada pimpinan. "Saya sarankan yang terkena jangan ditempatkan di lapas yang rawan peredaran narkoba," imbuh Anang.

Senada dengan Anang, Kalapas Kelas IIA Banceuy Agus Toyib mengatakan, sebanyak 63 karyawan memang sudah dilakukan melalui tes dua pekan lalu. Tes dilakukan, khusus untuk karyawan. Jumlah karyawan yang ada di Lapas Banceuy semuanya ada 117 orang. "Sisanya yang belum di tes mungkin tiga bulan mendatang," ungkap Agus.

Tiga bulan sekali akan ada pemeriksaan khusus untuk penghuni Lapas, lanjut Agus, tes urine dilakukan pada 100 narapidana dari jumlah penghuni seluruhnya sebanyak 1.450 orang. Penghuni yang dites, diambil secara acak pada setiap blok yang ada di Lapas Khusus Narkotika itu. "Yang kami ambil siapa pun, tiap blok ada," jelas Agus.

Dalam tes urine tersebut, kata Agus, Lapas Banceuy bekerja sama dengan BNNP Jabar dan Polda Jabar. Tes urin, diawali dengan penyuluhan. Tujuan dilakukan tes urin ini, untuk pencegahan atau memutus mata rantai agar jaringan (peredaran narkoba) bisa terputus. "Ke depan, kami akan melakukan tes narkoba ini setiap tiga bulan sekali," kata Agus menegaskan.

Agus mengaku, sejak ada BNNP baru kali ini di Lapas Bancey ada tes urine tersebut. Hasil tes 100 orang narapidana tersebut, kata dia, ternyata ada enam penghuni yang positif menggunakan ganja. Semua narapidana yang positif ini, akan dibina lebih lanjut. "Hasil ini nanti akan dilaporkan ke pimpinan. Bahwa kami sudah lakukan pencegahan dan peredaran dari dalam," katanya.

Menurut Agus, upaya untuk menyelundupkan narkoba ke Lapas saat ini cukup beragam. Cara yang paling ekstrim, adalah memasukan narkotika ke dalam kemaluan wanita. Selain itu, ada juga yang berupaya menyelendupkan narkoba ke Lapas dengan cara melemparkan paket narkoba melalui tembok belakang Lapas.

Bahkan, sambung Agus, ada juga yang menyelundupkan narkoba dengan cara mengemas dalam bentuk rokok. "Rokoknya seperti baru, masih dikemas, tapi beberapa batang sudah diisi narkoba," jelas Agus.

Meski penyelundupan narkotika di Lapas semakin kreatif, menurut Agus, petugas Lapas akan terus berupaya memutus mata rantai masuknya narkoba tersebut ke dalam Lapas. Walaupun, di satu sisi petugas Lapas memiliki banyak keterbatasan. Misalnya, hingga saat ini Lapas belum memiliki alat pelacak narkoba. "Tapi dengan keterbatasan itu kami tak menyerah untuk bekerja memberantas peredaran narkotika ini," tegas Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement