REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Teror bom sedang membuat geger Kampus Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Selasa (22/5). Akibat pesan singkat yang mengancam akan melakukan bunuh diri, seluruh aktivitas perkuliahan diliburkan hingga Kamis (24/5)
Kebijakan untuk meliburkan perkuliahan mahasiswa itu sudah menjadi kesepakatan bersama, agar tidak mengganggu petugas memeriksa lingkungan kampus ini, kata Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Khairil, di Bengkulu, Rabu.
Ia menyatakan bahwa teror bom tersebut ditanggapi serius karena sangat mengejutkan, apalagi seorang mahasiswa yang menerima pesan singkat (SMS) pertama kali, menjadi sangat terauma.
Ketika menerima pesan singkat itu, langsung dilaporkan ke Polres Bengkulu dan Tim Gegana Polda Bengkulu, sehingga aparat langsung ke lokasi dan memeriksa sekitar kampus hingga Selasa malam.
Guna mendukung kelancaran petugas kepolisian itu, seluruh mahasiswa diliburkan hingga Kamis (24/5). "Mudah-mudahan tidak apa-apa berkaitan teror tersebut," ujar dia.
Humas UMB, Dandi Sunardi, menjelaskan, semula teror bom itu dikirimkan lewat SMS di telepon genggam salah seorang dosen bernama Hasmi Suyuthie.
Dosen yang mengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut, menerima SMS pada pada Senin (21/5).
Namun, dia baru meneruskan SMS dimaksud pada Selasa(22/5), kepada Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bengkulu, Syukran Zainul, dan selanjutnya menghubungi Rektor UMB, Khairil.
Rektor UMB pun menghubungi pihak kepolisian untuk menelusuri kemungkinan kebenaran isi SMS tersebut. Aktivitas perkuliahan, diliburkan pada sekitar pukul 12.00 WIB hari itu, kata Dandi lagi.
Kapolres Bengkulu, AKBP Joko Suprayitno mengatakan, teror bom itu diduga kuat dilakukan orang yang kecewa dengan Universitas Muhammadiyah Bengkulu.