Rabu 23 May 2012 06:06 WIB

Angka ‘Kritis’ Kasus Perceraian di Kabupaten Semarang

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Dewi Mardiani
Perceraian (ilustrasi)
Foto: kampungtki.com
Perceraian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -— Angka kegagalan berumah tangga akibat perceraian di Kabupaten Semarang terus mengalami peningkatan. Angka perceraian ini bahkan kian mendekati angka ‘kritis’. Sepanjang tahun 2011, tercatat ada 1.334 kasus perceraian di Kabupaten Semarang. Dibandingkan dengan angka perkawinan yang mencapai 9.243 kasus, persentase angka perceraian ini mencapai hampir 25 persen.

Hal yang cukup memprihatinkan, dalam beberapa tahun terakhir jumlah kasus perceraian di Kabupaten yang terdiri atas 19 kecamatan ini terus mengalami peningkatan rata- rata hingga 5 persen. “Jumlah kegagalan berumahtangga akibat perceraian ini sudah sangat memprihatinkan,” ungkap Divisi Humas Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3), Zaenal Abidin, di Ungaran, kemarin.

Dari angka ini, angka perceraian tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan Tuntang yang mencapai 78 kasus sepanjang tahun 2011. Sementara terendah di Kecamatan Sumowono enam kasus perceraian sepanjang tahun 2011. Ia mengungkapkan, ada banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka perceraian di sana. Faktor tertinggi yang mempengaruhi masih didominasi oleh masalah ekonomi.

Selain tingginya angka perceraian, LK3 juga mencatat angka perkawinan usia dini di sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang ini juga kian memprihatinkan. Tiap tahun terjadi peningkatan hingga tiga persen. Dua kecamatan dengan angka perkawinan usia dini tertinggi terjadi di Kecamatan Beringin dan Kecamatan Sumowono. angka perkawinan dini ini banyak dipengaruhi kurangnya pengawasan langsung orang tua di rumah.

Berdasarkan kajian lembaganya, di dua kecamatan ini banyak orang tua yang meninggalkan keluarga untuk menjadi TKI ataupun ke luar daerah. “Akibatnya, anak-anak ini kurang mendapatkan pengawasan dan bimbingan langsung dari kedua orang tuanya. Kondisi ini banyak mempengaruhi anak-anak yang ditinggalkan kawin muda,” papar Zaenal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement