REPUBLIKA.CO.ID, KRAMATJATI -- Tim DVI Indonesia telah melakukan proses identifikasi selama 12 hari. Jangka waktu tersebut terbilang cepat dari yang telah dijanjikan sebelumnya.
Ketua Komite DVI Indonesia, Brigjen Musaddieq mengatakan sejak menerima laporan bahwa pesawat Sukhoi SSJ-100 jatuh, tim DVI langsung membangun posko Ante Mortem di Bandara Halim Perdana Kusuma. "Secara keseluruhan proses identifikasi di Post Mortem berjalan selama kurang lebih delapan hari," ujarnya kepada wartawan, Minggu (20/5).
Selain mendirikan posko ante mortem di Halim. Tim DVI juga dikerahkan menuju TKP di Cijeruk Gunung Salak, Bogor. Sedangkan posko post mortem juga bersiaga di RS Polri. "Ketika kami dapat info crash aid telah ditemukan kami mempersiapkan sarana prasarana, serta ahli kedokteran forensik, ahli kedokteran gigi forensik, ahli antropologi forensik, ahli DNA, dan mempersiapkan dua tenda kamar jenazah darurat," ujar Musaddieq.
Sementara itu, Bareskrim Mabes Polri juga ikut terlibat dalam proses identifikasi yakni mengumpulkan properti milik korban dan berperan sebagai fungsi pendukung dari tim DVI Indonesia. Salah satu perwakilan Bareskrim Polri, Kombes Guntur, mengatakan Bareskrim akan mengembalikan properti milik korban setelah serah terima jenazah. "Kami juga melayani keluarga korban yang ingin mengurusi perbankan, seperti menutup rekening milik korban dan sebagainya," ujarnya.
Penanganan tragedi Sukhoi ini terbilang cukup cepat dari waktu yang sebelumnya yakni tiga minggu. Menurut Musaddieq, kerja keras tim DVI merupakan suatu kebanggaan bagi Indonesia dan berhak mendapatkan apresiasi.