Sabtu 19 May 2012 14:29 WIB

Tim DVI Berhasil Identifikasi 15 Korban Sukhoi

Petugas Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri melakukan pengambilan sampel DNA dari salah satu keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (11/5).
Foto: Prayogi/Republika
Petugas Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri melakukan pengambilan sampel DNA dari salah satu keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri hingga hari Sabtu (19/5) masih terus bekerja mencocokkan data antemortem dan postmortem di RS Polri Dr Soekanto di Kramatjati, Jakarta Timur.

Tim DVI RS Polri hingga saat ini telah berhasil mengidentifikasi 15 korban Sukhoi Superjet 100. "Kami masih mencoba mencocokkan lagi yang lain. Namun, hingga saat ini belum ada yang definitif cocok," kata Direktur Eksekutif DVI, Kombes Anton Castilani kepada wartawan, Sabtu (19/5).

Kombes Anton Castilani mengatakan, Tim DVI baru menginformasikan kepada pihak keluarga korban bila hasil pencocokan antemortem dan postmortem dinyatakan 100 persen.

"Ya baru yakin sekitar 80 persen. Tim identifikasi membutuhkan data tambahan sekitar 20 persen sehingga baru kami yakin dan dinyatakan korban teridentifikasi," ujarnya. "Hasil pemeriksaan tes DNA yang tadi malam masah dianalisis dan dicocokkan dengan data pembanding," jelasnya.

Ia mengaku pihaknya memanggil beberapa keluarga korban Sukhoi Superjet 100 ke posko DVI RS Polri untuk menambahkan data antemortem.

"Kami minta data tambahan berupa foto, finger print(cetakan sidik jari,red) dan sebagainya. Kalau bisa nambah data dari dokter gigi, karena data itu akan membantu mempercepat identifikasi," ungkapnya.

Anton memperkirakan proses identifikasi di posko DVI RS Polri akan rampung dalam waktu sepekan ke depan. "Proses pencarian di lokasi kejadian sudah selesai. Kami optimis sepekan ke depan proses identifikasi telah rampung dan jenazah korban telah bisa diserahkan ke pihak keluarga," paparnya.

Menurut Anton, Tim DVI tidak menemui kesulitan dalam proses identifikasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100. "Tim forensik asal Rusia juga membantu tim DVI dalam proses identifikasi korban. SDM kita sudah cukup untuk bekerja. Tanpa mereka (tim forensik Rusia), kita juga dapat kerja," tuturnya.

Ia menambahkan, pihaknya berhasil mengidentifikasi sebanyak 44 sidik jari korban dari 35 kantong jenazah yang telah dikirim ke RS Polri. "Dari 35 kantong jenazah yang telah dikirim ke RS Polri terdiri atas 30 kantong berisi body part(potongan tubuh korban,red) dan lima kantong lainnya berisi properti milik korban," tambahnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement