REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prof Paprov Ivanof yang merupakan pakar DNA asal Rusia sudah berada di Jakarta dan telah bergabung dengan Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Kramatjati untuk melakukan pemeriksaan korban Sukhoi Superjet 100.
"Prof Ivanof sudah mulai bekerja melakukan identifikasi jasad korban yang telah ditemukan," kata Kapusdokkes Polri, Brigjen Mussadeq Ishaq kepada wartawan, Kamis (17/5).
Brigjen Mussadeq mengatakan, pihaknya berharap dengan kedatangan Prof Ivanof, proses pemeriksaan DNA keseluruhan korban Sukhoi bisa berlangsung cepat.
"Tim DVI akan bekerja keras dengan tim ahli asal Rusia sehingga proses pemeriksaan DNA dapat segera rampung," ujarnya. Mussadeq menjelaskan, pihaknya memastikan proses identifikasi para korban Sukhoi Superjet 100 akan memakan selama dua minggu.
"Tim DVI akan mengumumkan hasil identifikasi secara keseluruhan. Secara prosedur, tidak dimungkinkan hasil identifikasi diumumkan satu per satu kepada pihak keluarga," jelasnya.
Ia menambahkan, sedikitnya 35 kantong jenazah telah dikirimkan ke 34 Polri Kramatjati.
"Kantong jenazah tersebut terdiri atas 30 body (jenazah,red) dan lima kantong berisi barang-barang milik para korban Sukhoi," tambahnya.
Pesawat Sukhoi jatuh di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Bogor pada hari Rabu(9/5) saat melakukan demonstrasi atau joy flight dengan membawa 45 penumpang yang terdiri atas 35 penumpang berkewarganegaraan Indonesia, dari Prancis dan Amerika Serikat masing-masing satu orang serta delapan orang dari Rusia.