REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK MANIK -- Lebih dari empat puluh nama awak dan penumpang musibah pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100), akan dikenang dalam sebuah batu prasasti. Ukiran nama mereka ini rencananya diletakkan di dekat sebuah makam tua atas nama almarhum Rd KH Moh Hasan Bin RKH Bahyudin Braja Kusumah, embah Gunung Salak.
Makam yang dikeramatkan oleh warga sekitar Gunung Salak dan para peziarah kubur tersebut berada di Puncak Manik pada ketinggian lebih 2000 meter dpl. Tepatnya di bibir jurang Batu Sampit, lokasi jatuhnya SSJ 100 kebanggan Rusia, pada Rabu pekan lalu.
Gagasan membuat batu prasasti bagi korban Sukhoi itu datang dari Dahlan Sudarlan, kepala Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Kades yang bersama warganya ikut aktif menjadi relawan tim SAR ini sebelumnya ditemui Kuncen Gunung Salak, Embah Idim Dimyati, yang melaporkan soal kerusakan bangunan makam tadi akibat operasi evakuasi korban Sukhoi.
"Basarnas melalui Mayor Budi yang memimpin evakuasi korban di Puncak Manik, siap memperbaiki kerusakan makam itu. Lalu saya berpikir untuk membuat batu prasasti nama-nama korban Sukhoi," kata Dahlan kepada Republika, Kamis (17/5)
Ia berharap batu prasasti korban Sukhoi bisa segera dibuat agar dapat dibawa oleh helikopter yang sedang mengevakuasi kantong jenazah dari Puncak Manik. "Seperti yang Anda rasakan beratnya medan menuju Puncak Manik, jangankan memanggul batu, membawa badan sendiri saja jadi tantangan berat karena jalannya sangat terjal dan curam," kata Dahlan.