REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK MANIK -- Sebuah makam menghiasi Puncak Manik, Gunung Salak, di bibir jurang tempat jatuhnya peswat Sukhoi Superjet 100 kebanggan Rusia. Makam ini diyakini sebagai makam keramat karena di dalamnya terbaring jasad seorang kuncen Gunung Salak.
Pada batu nisan makam tersebut tertulis nama almarhum Rd KH Moh Hasan Bin RKH Bahyudin Braja Kusumah, embah Gunung Salak. Namun, tidak tertera tahun kelahiran dan kematiannya.
"Seingat saya, makam tersebut sudah ada sejak tahun 1940-an," ungkap Ki Midha (77 tahun), warga Kampung Pasirpogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/5).
Makam itu tampak sederhana dan hanya dilapisi keramik putih yang sebagian terkelupas.
Di tengah proses evakuasi korban Sukhoi, makam tersebut dipagari seutas tambang kuning, agar tidak ada yang melintas di atasnya. Posisinya persis di samping helipad yang dipenuhi relawan Tim SAR.
Midha yang mengaku di masa mudanya sering naik ke Puncak Manik, mengatakan makam tersebut suka diziarahi warga dari pelbagai daerah. "Ada yang dari Cirebon," katanya.
Namun, bukan perkara mudah untuk berziarah ke sana. Hanya orang yang fisiknya kuat dan bermental baja yang bisa mendaki jalan terjal dan curam menuju puncak Gunung Salak I di ketinggian lebih 2000 meter di atas permukaan laut.