Rabu 16 May 2012 08:30 WIB

'Saatnya Pribumisasi Ilmu Pengetahuan Dilakukan'

Rep: ira sasmita/ Red: Heri Ruslan
KH. Said Aqil Siroj
KH. Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Majelis Wali Amanah Universitas Indonesia (MWA UI), KH Said Aqil Siradj, mengatakan, pribumisasi ilmu pengetahuan di Indonesia sudah saatnya dilakukan. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari luar digali secara epistemologi, sehingga bisa dilakukan pembaruan bahkan penemuan baru.

"Jangan hanya menerima, dan membiarkan bahasa Indonesia menjadi kacau karena kebanjiran istilah asing," katanya pada acara syukuran terpilihnya ia sebagai ketua MWA UI yang baru, Selasa (15/5) .

Said yang juga merupakan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menuturkan, langkah pribumisasi mesti dilanjutkan untuk menemukan teori-teori baru, baik di bidang sosial, humaniora, maupun eksakta. Sehingga, ilmu pengetahuan yang dikembangkan ilmuwan Indonesia bisa melahirkan teknologi yang maju dan setara dengan penemuan bangsa lain.

Tugas tradisional untuk memajukan perkembangan ilmu pengetahuan dan mendorong perubahan sosial belum bisa dituntaskan oleh perguruan tinggi yang ada. Dalam situasi pancaroba semuanya berubah, sementara masyarakat tidak siap menghadapi perubahan tersebut. Situasi seperti ini mengharuskan perguruan tinggi melakukan langkah axiologis, keluar dari kampus untuk mengkaji solusi berbagai persoalan politik yang terjadi.

MWA UI, kata Said, diharapkan mampu mendorong lahirnya kaum profesional yang juga mampu menjadi pemimpin. Pesantren dinilai sebagai salah satu institusi yang baik dalam pengembangan karakter, terutama bagi calon pemimpin.

Said mengungkapkan, perguruan tinggi modern tidak perlu malu belajar dari pesantren. Pendidikan di pesantren tidak hanya mengenal ta'lim yaitu pengajaran, tetapi dilanjutkan dengan tadris atau pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, karena menjamin objektivitas dan kejujuran. Selain itu sangat berguna dalam melahirkan pemimpin yang bisa menjadi pelopor terjadinya perubahan sosial.

Ia menantang UI untuk melakukan penggalian epistemologi, melakukan inovasi, dan invensi di berbagai bidang pengetahuan. Sebagai barometer bagi perguruan tinggi lain di Indonesia, UI diharapkan mampu melakukan pribumisasi ilmu pengetahuan yang diperoleh dari luar. "Hilangkan sikap konsumtif dalam bidang teori dan pemikiran. Sudah saatnya akademisi muncul sebagai penggagas ide baru," ucapnya.

Said terpilih sebagai Ketua MWA UI lewat proses pemungutan suara terbanyak di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (9/5) . Naiknya Kyai Said, menyisihkan Ketua PMI Pusat Jusuf Kalla dengan selisih satu suara.

"Sebagai orang ndeso (desa) yang dibesarkan di pesantren bisa, saya tidak menduga bisa terpilih menjadi Ketua MWA UI, apalagi bersaing dengan Pak Jusuf Kalla," ungkap Doktor lulusan Universitas Ummul Qura, Makkah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement