REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 13 prajurit Kopassus rela 'tidur kalong' --tidur di atas pohon-- di tebing lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Mereka berupaya mencapai ekor pesawat yang terjatuh di kedalaman sekitar 500 meter.
Hal tersebut diungkapkan prajurit Kopassus, Lettu Infanteri Taufik, yang didampingi Kepala Penerangan Kopassus, Letkol Infanteri Taufiq Shobri, di Lapangan Pasir Pogor, Cijeruk, Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Senin.
"Kita menggunakan 'sling' (tali tubuh) untuk mengikat tubuh ke pohon yang ada tebing itu," katanya.
Dalam waktu semalaman, tubuh mereka menggantung di tebing yang kemiringannya sekitar 80 derajat itu. Bahkan, prajurit korps pasukan khusus itu juga makan dan minum sambil menggantung di atas pohon. "Kita harus menghemat makanan dan minuman juga," katanya.
Sebelum mencapai lokasi tidur kalong itu, mereka harus melakukan teknik rappeling --menuruni tebing dengan menggunakan tali. Akhirnya, mereka mencapai lokasi ekor pesawat yang dalamnya sekitar 500 meter dari Puncak 1 gunung tersebut. "Sampai ke dasar jurang itu kira-kira dalamnya sekitar seribu meter lagi," katanya.
Untuk mencapai ekor pesawat itu, tali untuk rappeling harus beberapa kali disambung. "Untuk menyambung tali, itu memang memerlukan ketrampilan khusus," kata Taufiq Shobri.