REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebagai upaya memecah kemacetan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal menghadirkan kereta gantung atau cable car. Selain untuk memecah kemacetan, kereta gantung itu merupakan inovasi kepariwisataan kota kembang, sehingga para wisatawan yang datang ke kawasan Bandung Utara lebih dimanjakan.
Bandung SkyBridge (BSB), demikian nama transportasi tersebut. Proyek pengerjaannya, segera dilakukan Juni mendatang. Jalur pengerjaan, sejauh dua kilometer, antara Pasteur hingga Paris van Java.
"Peletakan batu pertama oleh Walikota Bandung, 12 Juni 2012," ujar Sandjaya Susilo, Presiden Direktur PT Aditya Dharmaputra, selaku perusahaan pengembang BSB. Peletakan batu pertama tersebut, juga akan dihadiri Duta Besar Austria dan Swiss.
Proyek transportasi dengan model kereta gantung ini, dirancang sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung, terutama kawasan Pasteur dan Sukajadi. Dua kawasan tersebut termasuk kawasan padat, mengingat kawasan tersebut menjadi sasaran para pelancong baik dari dalam maupun luar Kota Bandung.
Sandjaya menyebutkan, stasiun bandara berada di sekitar Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL), dekat dengan Tol Pasteur. Sedangkan stasiun akhir berada di Mal Paris van Java (PvJ), yang terletak di Jalan Sukajadi.
"Kita targetkan tuntas pertengahan 2013 mendatang," tambah Sandjaya.
Sayangnya, meski optimis menjalankan proyek tersebut, Sandjaya mengaku pihaknya masih terkendalam persoalan hukum. Pasalnya, hingga kini belum keluar Peraturan Walikota (Perwal) dari Bagian Hukum Pemkot Bandung.
"Tanpa Perwal atau payung hukum, maka sales contract antara kami dengan Doppelmayr, sebagai pabrikan cable car tidak dapat ditandatangani. Meski demikian, Sandjaya memastikan Perwal tersebut segera terbit. Mengingat, Walikota Bandung, Dada Rosada, juga telah membentuk tim khusus untuk upacara peletakan batu pertama.
Bandung SkyBridge yang melintas di ketinggian sekitar 50 meter memiliki kecepatan 20 km/jam. Kereta gantung itu bakal menyediakan 55 kabin yang sifatnya tertutup dan antipetir, dimana satu kabin berkapasitas sepuluh penumpang. PT Aditya Dharmaputra Persada sebagai developer dan projectinitiator dari proyek BSB merinci, nilai investasi proyek pertama di Indonesia ini ditaksir mencapai lebih dari tujuh juta dolar AS (sekitar Rp 63 miliar).
Bandung SkyBridge bakal berjalan di dua lintasan yang siap melayani penumpang, yakni dari arah PPGL ke PvJ dan arah sebaliknya. Sementara itu, jarak atau interval kabin dengan kabin lainnya adalah sepuluh detik. Maka, untuk tiap menitnya, BSB melayani 60 orang atau penumpang. Sehingga dalam satu jam bisa mengangkut 2.400 penumpang.
Sebagai penguat lintasan sepanjang dua kilometer tersebut, empat tower siap menjadi tiang penyangga yang ditanam setiap jarak 500 meter. "Tower tersebut dinilai kokoh terhadap gangguan gempa," ujar Sandjaya.
Sandjaya memastikan, Doppelmayr sebagai pabrikan cable car, akan senantiasa menjamin keselamatan penumpang. Menurutnya, pengalaman pabrik tersebut yang sudah membangun di sejumlah negara itu, tentunya akan mengedepankan aspek keselamatan.