REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tiga anggota Mapala Universitas Indonesia (UI) berhasil menemukan jenazah korban pesawat Sukhoi Super Jet 100, yang menabrak lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/5) kemarin. Tim menemukan serakan potongan tubuh manusia yang terbakar, di antara puncak Gunung Salak satu dan dua, di ketinggian sekitar 2609 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Kami menemukan kepala dan bagian tubuh yang terpisah-pisah, dan menyangkut di pohon-pohon," terang salah satu anggota tim, Ridwan Hakim, Jumat (11/5) petang.
Ridwan menggambarkan kondisi pesawat sipil buatan Rusia tersebut dalam keadaan habis terbakar. Dan kondisi potongan tubuh yang ditemukan dan berhasil diidentifikasi yakni satu berjenis kelamin wanita, dan dua berjenis kelamin pria. "Satu lagi kami tidak tahu," kata Ridwan.
Mahasiswa Fakultas MIPA ini mengatakan, penemuan potongan-potongan tubuh korban sekitar pukul 10.15 WIB, Jumat siang tadi. Sebelum tim dari satuan Marinir tiba di lokasi yang sama.
Selain menemukan potongan tubuh korban, tim juga menemukan beberapa identitas, seperti KTP atas nama Nur Rahmawati dengan tahun lahir 1981, passport dan kartu ATM Bank Mandiri atas nama Ganis Armand. Serta beberapa lembar uang dolar.
"Black box kami tidak melihatnya," terang Ridwan.
Tim yang terdiri dari Qomaruddin, Ridwan Hakim, dan Kurniadi, mulai melakukan pendakian pada Kamis (10/5) malam, melalui jalur Loji. Menurut Ridwan, tidak sulit untuk menemukan lokasi jenazah korban. Hanya memerlukan tali untuk menuju ke lereng sedalam sekitar 400 meter. "Harus rafting, perjalanan sekitar tiga jam dari puncak salak satu," sebut Ridwan.
Ditemui di Pos Utama Cipelang, Komandan Resimen 061/Surya Kencana, Anto Mukti Putranto, membenarkan apa yang dikatakan tim Mapala UI tersebut. Tapi, ia menekankan hingga petang ini, seluruh tim yang melakukan evakuasi telah menemukan 12 jenazah korban. Delapan di antaranya berhasil ditemukan tim evakuasi yang diterjunkan sejak Kamis (10/5) kemarin.
"Enam sudah di helipad salak satu, sisanya masih di bawah," terang Putranto.
Dikatakannya, fokus utama tim evakuasi adalah menentukan jalur evakuasi yang tepat untuk mengangkat jenazah keluar dari puncak Gunung Salak satu. Ia menerangkan, dua kemungkinan yang akan dilakukan, yaitu evakuasi diupayakan melalui jalur udara, untuk segera dilarikan ke Halim Perdana Kusumah.
Alternatif lainnya, melalui jalur darat Cipelang untuk segera diidentifikasi di RS Polri Kramat Jati. "Tiga puluh tiga ambulance sudah disiapkan, juga bantuan heli Mi-17," tuntasnya.
Seperti diberitakan, Rabu (9/5) lalu, air traffic control (ATC) Bandara Soekarno Hatta, telah terjadi 'lost contact' pada pesawat sipil Sukhoi Super Jet 100 buatan Rusia, dengan rute dari Halim Perdana Kusuma menuju Pelabuhan Ratu Jawa Barat, dengan 50 penumpang, termasuk awak kru.
Diketinggian 10 ribu kaki, turun ke enam ribu kaki. Pesawat melakukan demo show kepada PT Trimagama. Uji coba dilakukan sebanyak dua kali penerbangan. Pertama berhasil, dan yang terakhir membawa 50 penumpang di dalamnya hilang kontak di kordinat Cidahu, Bogor.