REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 1.500 orang diterjunkan dalam tim evakuasi pencarian korban dan bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 yang mengalami kecelakaan dan jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5). Tim evakuasi terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, PMI, organisasi pecinta alam dan masyarakat setempat.
"Tim evakuasi pertama yang diterjunkan sebanyak 80 personil dan berhasil mendekati bangkai pesawat yang berada di dasar jurang. Saat ini, tim evakuasi berusaha turun ke jurang dengan mengenakan tali dan mencoba mencari jalur lain untuk mencapai bangkai pesawat," ujar Danrem Bogor, Kolonel TNI AD, AM Putranto yang juga bertidak sebagai komandan lapangan tim SARNAS, di Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5).
Putranto melanjutkan, pada pukul 06.00 WIB, pihaknya telah memberangkatkan dua tim evakuasi baru berjumlah 286 orang. Pada pukul 10.00 WIB, tim evakuasi berjumlah 130 orang kembali diberangkatkan mendaki guna bersiap-siap membuat sistem evakuasi estafet. Tim evakuasi dari udara juga diterjunkan untuk membantu droping logistik makanan, minuman dan mengangkut kelengkapan alat-alat yang dibutuhkan seperti tali, mesin pemotong pohon, golok, tandu, bambu, dan terpal.
"Kendalanya, faktor alam, hutan yang lebat dan jurang yang curam serta cuaca masih belum bersahabat. Kemungkinan besar evakuasi korban dimaksimalkan melalui darat,'' tutur Putranto. ''Kami harapkan evakuasi korban dapat diselesaikan hari ini," tegasnya.
Diungkapkan Putranto, tim evakuasi pertama yang diterjunkan, Kamis (10/5) berhasil melihat bangkai pesawat di dasar jurang kedalaman 250 meter di puncak Gunung Salak di ketinggian 2.066 meter dari permukaan laut. "Tim evakuasi hanya dapat melihat namun belum dapat mencapai bangkai pesawat," ungkapnya.
Pesawat buatan Rusia tersebut, lanjutnya telah menjadi puing-puing, walaupun juga terlihat beberapa bongkahan pesawat. "Namun korban belum satupun ditemukan," tegas Putranto.