REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Daftar penumpang penerbangan (manifest) pesawat Sukhoi Super Jet 100 kerap berubah-ubah. Consultant Bussines Development PT. Trimarga Rekatama, Sunaryo, mengungkapkan perubahan terjadi lantaran manifest asli dibawa koleganya sesama staf Trimarga ketika penerbangan.
Setelah perubahan terjadi dari 48 penumpang ke 50 penumpang pada malam hari, kemudian kembali ke 48 dan 47 pada pagi hari, Sunaryo mengungkapkan telah ada dua orang yang memastikan tidak berada di pesawat naas tersebut. Sehingga, manifest saat ini menjadi 45 orang.
"Sekarang ada 45 orang. Kami mohon maaf karena daftar manifes ikut dibawa terbang oleh teman di Trimarga, Arif Wahyudi," ujar Sunaryo, di bandara Halim Perdanakusuma, Selasa (9/5).
Menurutnya, dua orang telah mengonfirmasi bahwa mereka batal terbang dan turun dari pesawat yakni Budi Rizal Putera dari Arta Dirgantara dan Syafrudin dari Car Freedom Mandiri. Sunaryo menjelaskan mereka turun karena satu tim dengan Suharso Monoarfa dan Andhika Monoarfa.
Suharso adalah mantan menteri perumahan rakyat yang juga pengusaha pesawat terbang. Dia lebih dahulu batal ikut joy flight pesawat Sukhoi.
Sementara itu, dua di antara 37 penumpang berwarga negara asing yakni Amerika Serikat dan Perancis. Mereka adalah Peter Adler dari Sriwijaya dan Nam Tran (keturunan Vietnam berkebangsaan Perancis) dari Snecma. Menurutnya, 45 orang tersebut sudah termasuk delapan orang kru Sukhoi yang berkewarganegaraan Rusia.
Sunaryo menjelaskan prosedur standar penerbangan memang tidak digunakan yakni setiap penumpang yang ikut terbang harus sama namanya dengan apa yang ada di ground. Pasalnya, dia berdalih kalau penerbangan yang dilakukan adalah joyflight atau penerbangan uji coba. "Sehingga tim menulis di depan pesawat," ujarnya.