Jumat 04 May 2012 17:01 WIB

Pakar: Elite Golkar Perang Manuver Politik

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Dewi Mardiani
Partai Golkar (ilustrasi)
Foto: Republika
Partai Golkar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Politik Universitas Gajah Mada, Ari Dwipayana, menyatakan konflik capres di internal Golkar saat ini berkaitan dengan manuver politik masing-masing kubu di Golkar. Kubu Ical mendewakan rapimnassus. Sedangkan kubu Akbar Tanjung menginginkan survei kredibel.

"Sekarang tinggal mana yang paling kuat. Kader Golkarlah yang menentukan," jelasnya, saat dihubungi, Jumat (4/5). Pada kepemimpinan Golkar sebelumnya, kubu Ketua Umumlah yang pasti menang. Pada kepengurusan Golkar sebelumnya terbukti, kubu Ketum ketika itu, Jusuf Kalla, menang melalui mekanisme rapimnas sehingga terpilih menjadi capres.

Ari menyatakan, Ical juga berpotensi untuk menang, seperti yang dialami JK pada kepengurusan sebelumnya. Masalahnya adalah, apakah Ical memiliki basis massa yang kuat.

Secara struktural, kubu Ical memiliki kendali, karena sebagian besar kepengurusan, seperti DPD I dan II hingga DPP, dipegangnya. Namun ada saja struktur di semua tingkatan yang memihak kepada figur Golkar lainnya. Selain Ical dan Akbar, figur JK sangatlah kuat, terutama mereka yang berasal dari Indonesia Timur.

Ari menyatakan, siapapun yang ingin terpilih menjadi capres dari Golkar haruslah menunjukkan manuvernya didukung oleh kader-kader di semua tingkatan. "Akar rumput ataupun elite harus mendukung. Kalau tidak, pasti akan kalah," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement