REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI---Gunung Marapi di antara Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatra Barat, Senin (30/4) pagi kembali menyemburkan asap putih tipis. Asap putih tipis dikeluarkan Gunung Marapi yang berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut diperkirakan setinggi 50-100 meter dari puncak kawah.
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pemantauan Gunung Api Bukittinggi Suparmo mengatakan, semburan asap putih tipis itu berlangsung sebentar namun tekanannya lebih kuat dibandingkan beberapa hari sebelumnya.
Ia mengatakan, semburan asap putih tipis dari gunung itu berlangsung hampir setiap pagi. "Tiga hari lalu semburan asap putih tipis terjadi sejak pagi hingga sore," kata dia.
Menurut dia, meski gunung itu sejak beberapa hari terakhir tidak terlihat mengeluarkan abu vulkanik, namun statusnya masih waspada level II.
Ia berharap masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter, dan menjangkau sejumlah daerah seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Salah satu gunung aktif di Sumbar itu terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumatera Barat.
Setiap pergantian tahun, Gunung Marapi selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakiannya mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar.
Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi. Sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi.