REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 357 rumah tidak layak huni di Kelurahan Kricak Tegalrejo akan direnovasi dengan bantuan dari Kementerian Perumahan Rakyat dan Bank Rakyat Indonesia Peduli.
"Bantuan renovasi rumah di Kelurahan Kricak ini dilakukan berdasarkan surat kesepahaman bersama antara Pemerintah Kota Yogyakarta, BRI Peduli dan Kementerian Perumahan Rakyat," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam peluncuran renovasi rumah tidak layak huni di Yogyakarta, Minggu.
Menurut Haryadi, proses renovasi ratusan rumah di Kelurahan Kricak tersebut akan menjadi model penataan rumah yang dilakukan dengan semangat gerakan Segoro Amarto yaitu semangat gotong royong untuk memajukan Yogyakarta.
Di Kota Yogyakarta, lanjut Haryadi, masih ada ribuan rumah tidak layak huni, sehingga pemerintah akan terus menggalang kerja sama dengan berbagai pihak untuk membantu proses renovasi.
"Kami sudah berusaha menyampaikan masalah itu ke Kementerian Perumahan Rakyat, tetapi belum bisa dibantu sepenuhnya," katanya.
Sementara itu, di Kricak, rumah yang akan direnovasi terdiri dari 90 unit rumah dengan kategori rusak berat. Untuk kategori rusak berat akan menerima stimulan sebesar Rp11 juta dan sisanya, rusak ringan, akan memperoleh stimulan sekitar Rp6 juta.
Bantuan tersebut hanya diperuntukkan sebagai dana rehabilitasi dan belum termasuk upah pekerja sehingga renovasi ratusan rumah tersebut dilakukan secara berkelompok melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
Dengan dikerjakan secara berkelompok, diharapkan bantuan dana tersebut tidak terserap untuk upah pekerja sehingga perbaikan rumah bisa dilakukan maksimal.
Berdasarkan data dari Kecamatan Tegalrejo, jumlah warga miskin di wilayah tersebut mencapai 551 kepala keluarga (KK).
Salah satu warga yang memperoleh bantuan perbaikan rumah, Sriyati, berterimakasih atas bantuan yang diberikan.
"Atap rumah sudah pada bolong. Jadi semuanya bocor kalau hujan turun. Kami tidak bisa memperbaikinya karena tidak punya biaya," katanya.