Kamis 26 Apr 2012 19:09 WIB

Eksportir Keluhkan Sertifikasi Kopi Sepihak

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Chairul Akhmad
Kopi Lampung (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Kopi Lampung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sejumlah eksportir kopi yang tergabung dalam Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung mengeluhkan bakal berlakunya sertifikasi kualitas kopi sepihak oleh importir kopi Uni Eropa.

Sertifikasi bernama Four C (4C) ini akan menghambat pertumbuhan ekspor kopi ke pasar tersebut.

Eksportir kopi di Lampung menilai pemberlakuan sertifikasi 4C tersebut tidak sesuai dengan semangat pasar bebas yang telah disepakati sejumlah negara. “Ini akan menjadi monopoli dalam bentuk baru di pasar Uni Eropa,” kata Ketua AEKI Lampung, Sumitha, Kamis (26/4).

Menurut dia, dengan penerapan sertifikasi sepihak oleh pihak luar, berarti hanya kopi yang memenuhi kriteria sertifikasi 4C yang boleh masuk pasar Uni Eropa. Artinya, rencana ini secara kuantitas akan menurunkan jumlah ekspor kopi ke pasar tersebut, dan dapat merugikan hingga ke petani kopi.

"Hal ini wajar, karena untuk untuk verifikasi kebun kopi yang akan mendapat sertifikat 4C hanya bisa dilakukan oleh pihak asing. Padahal, Indonesia sendiri sudah memiliki standar nasional Indonesia (SNI)," kata Sumitha.

Lalu untuk penjaminan mutu produk yang akan diekspor pemerintah sudah memiliki lembaga/institusi resmi, yakni Pusat Pengawasan Mutu Barang (PPMB) dan Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB).

Sumitha menegaskan, bila memang pasar Uni Eropa akan memberlakukan sertifikasi 4C tersebut, seharusnya dapat bekerjasama dengan dengan lembaga-lembaga resmi di Indonesia atau dengan asosiasi maupun pusat penelitian, dan perguruan tinggi di Indonesia.

Untuk mendapatkan sertifikasi 4C bagi kopi Indonesia, tidak gampang. Para eksportir harus menanggung biaya tambahan, yang ujungnya akhirnya dibebankan kepada petani melalui pengurangan harga pembelian. Sedangkan sertifikasi tersebut dipegang importir, bukan petani. Sedangkan harga jual kopi pasar tersebut tidak akan berubah menjadi naik, bahkan bisa jadi melemah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement