Kamis 26 Apr 2012 12:14 WIB

Kerap Kunjungan Kerja, Mahasiswa Indonesia di Jerman: DPR Kampungan

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Endah Hapsari
Tantowi Yahya, anggota DPR yang disebut mengikuti kunjungan kerja ke Jerman
Tantowi Yahya, anggota DPR yang disebut mengikuti kunjungan kerja ke Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kunjungan kerja (kunker) sejumlah anggota dewan terus menjadi sorotan. Baru-baru ini penolakan serupa juga dilayangkan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman. Bersama dengan PPI Berlin, dan Nahdlatul Ulama cabang Istimewa Jerman. Mereka menolak kedatangan anggota Komisi I DPR yang datang ke Jerman.

 

Sikap penolakan itu termuat dalam video yang diposting melalui youtube dan diterbitkan oleh PPI Berlin Pers pada Rabu (25/4). Dalam video tersebut beberapa mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Jerman menyatakan penolakan dan melakukan walk out dari acara tatap muka dengan para wakil rakyat. Acara tersebut berlangsung di KBRI Berlin.

Tampak dalam video itu rombongan Komisi I DPR yang dipimpin oleh Hayono Isman (Partai Demokrat) yang juga merupakan wakil ketua komisi. Terlihat juga beberapa politisi lain, yaitu antara lain Tantowi Yahya (Golkar), Venna Melinda (Demokrat), Yorrys Raweyai (Golkar), Tri Tamtomo (PDI Perjuangan), dan Muhamad Rusman (Golkar).

Ada pula para keluarga, para pejabat dan staf KBRI-KJRI Jerman. Termasuk sejumlah organisasi dan kelompok masyarakat setempat. Sebelum walkout, salah seorang mahasiswa mengutarakan pertanyaan retorik kepada para wakil rakyat.

Mahasiswa itu mengaku, kalau kehadiran anggota dewan selalu merepotkan KBRI yang memang kerjanya bukan untuk melayani anggota dewan dan keluarga. Ia menilai, kunker tersebut tak efektif, tak ada urgensi, dan tidak sesuai dengan managemen kenegaraan yang seharusnya sudah maju dan modern.

''Berkaca dari pengalaman terdahulu setiap kunjungan anggota dewan ke sini selalu disertai keluarga. Padahal setahu kami ini kunjungan dinas, bukan untuk wisata. Semoga keikutsertaan keluarga kali ini tidak menggunakan uang negara sepeser pun,'' ujar dia.

Ia pun mempertanyakan kenapa anggota dewan masih membudayakan kunker seperti itu. Apalagi, jelasnya, setiap kunker anggota dewan seperti orang kampung yang datang ke kota besar. ''Sangat energik, kami lihat sangat bersemangat. Apalagi kalau ada produk baru dibawa ke sini. Kayak anak kecil yang memamerkan di Indonesia punya mainan baru. Bangga sekali.''

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement