Senin 23 Apr 2012 15:14 WIB

PDIP: Survei Jadi Pertimbangan Nyapres

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Hafidz Muftisany
Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo
Foto: Ismar Patrizki/Antara
Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo mengatakan, faktor hasil survei akan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam memutuskan calon presiden (capres) dan wakilnya pada pemilu 2014 mendatang. Ini di samping pertimbangan keputusan partai politik.

''Capres dan cawapres dari PDI Perjuangan merupakan kewenangan ibu Megawati selaku ketua umum DPP partai. Pengambilan keputusannya diserahkan beliau,'' katanya, Senin (23/4).

Kewenangan ini, lanjut Tjahjo, merupakan keputusan rapat kerja nasional (rakernas) partai di Bandung, Jawa Barat, 12-14 Desember 2011. Pada rakernas itu, diputuskan kebijakan yang memastikan pelaksanakan cita-cita politik.

''Soal Ibu Megawati akan maju kembali atau tidak sebagai calon presiden pada pemilu 2014, kita tunggu saja momentumnya. Bisa Ibu Megawati sebagai capres atau figur lainnya. Seperti Mbak Puan Maharani, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR, yang akan jadi kandidat PDI Perjuangan,'' papar anggota Komisi I DPR tersebut.

Tjahjo pun menghimbau kepada seluruh kader, anggota dan simpatisan PDI Perjuangan untuk menjaga soliditas partai. Termasuk bekerja keras untuk rakyat. ''Harus menghindari polemik capres dan cawapes yang berpotensi memecah belah partai tersebut,'' pungkas dia.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina PDI Perjuangan, Taufiq Kiemas mengaku kecewa dengan tren angka popularitas Megawati yang hanya ada di kisaran 14-19 persen sejak 2004. Taufiq menilai angka itu tak cukup untuk membawa Megawati ke kancah pilpres di 2014.

Apalagi jika dibandingkan dengan tren popularitas tokoh nasional lain yang terbilang pesat. Antara lain, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang sudah mencapai angka 18 persen meski baru tiga tahun terjun ke partai politik. Begitu juga dengan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie yang telah mencapai angka 16 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement