REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk pertama kalinya di Indonesia, National Aeronautics and Space Administration (NASA) menggelar International Space Apps Challenge Sabtu (21/4).
Perwakilan NASA Open Government Initiative, Alice Llewyn, mengatakan kompetisi bagi para programer ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi aplikasi bidang eksplorasi luar angkasa.
“Program ini merupakan bagian dari International Open Goverment Partnership yang diluncurkan tahun lalu sebagai bentuk komitmen global dari berbagai negara termasuk Indonesia untuk memberikan dukungan bagi partisipasi sipil dalam mengembangkan teknologi yang berfokus pada eksplorasi luar angkasa,” ujar Alice pada pembukaan International Space Apps Challenge di Pusat Kebudayaan Amerika, Pasific Place, Jakarta.
Alice mengatakan terdapat beberapa bobot penilaian dalam kompetisi ini. “Kami akan menilai hasil karya peserta dari segi presentasi, teknologi, bentuk dan konten aplikasi, serta keberlanjutannya. Bobot tertinggi kami nilai dari segi teknologi,” kata Alice.
Alice juga mengatakan dalam kompetisi ini para peserta dapat berimajinasi sekretif mungkin untuk membuat international space application yang dapat digunakan NASA ataupun ilmuwan lainnya di seluruh dunia.
Terdapat delapan kategori dalam International Space Apps Challenge yaitu HTML5 Application For Earth Observation, Prelimintary Design For Open Data API, Aurora Layer For Google Earth, Mobile Environtment Mapping, Hazard Maps by Scraping Social Media, Info Sharing For Humanitarian Crisis Response, Earth Day Application, dan Predict The Sky. Para peserta dibebaskan untuk memilih satu dari delapan kategori tersebut.
Selain di Jakarta, kompetisi ini juga digelar di San Fransisco (Amerika Serikat), Tokyo (Jepang), Sydney (Australia),London (Inggris), Cape Town (Afrika Selatan),dan Sao Paulo (Brazil).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
