Sabtu 21 Apr 2012 13:53 WIB

Belum Berani Panggil Peneliti, Menristek: Ditaruh di mana Mereka Nanti?

penelitian (ilustrasi)
penelitian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan saat ini dirinya belum berani memanggil pulang para peneliti berprestasi Indonesia yang berkiprah di luar negeri. Ketika menyampaikan kuliah umumdi Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu, Gusti berterus terang bahwa di Indonesia masih belum ada tempat bagi para peneliti itu untuk berkiprah dengan imbalan yang layak.

"Saya belum berani memanggil mereka pulang, di mana menaruh mereka nanti?" ujar Gusti. Menurut dia, para peneliti berprestasi itu banyak yang menduduki posisi puncak di berbagai perusahaan di luar negeri dan rata-rata teknologi yang dikuasai oleh mereka masih terlalu canggih untuk diterapkan di Indonesia.

"Laboratorium untuk teknologi tinggi seperti itu pun kita belum punya," katanya. Saat ini, lanjut dia, yang bisa dilakukan oleh Kementeriaan Riset dan Teknologi adalah terus menjalin komunikasi dengan para peneliti Indonesia di luar negeri.

Gusti mengatakan para peneliti itu pada dasarnya siap memberikan bantuan kepada pemerintah apabila keahlian mereka diperlukan untuk memajukan teknologi di tanah air. "Tahun kemarin saya mengumpulkan mereka dan jumlahnya ratusan yang mau datang ke Indonesia. Saya senang mereka punya komitmen siap membantu tenaga kalau diperlukan," tuturnya.

Gusti mengatakan anggaran penelitian yang dialokasikan oleh pemerintah saat ini masih tergolong kecil dibandingkan negara-negara lain yaitu 0,08 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau 0,8 persen dari APBN.

Menurut dia, anggaran untuk penelitian itu seharusnya semakin besar seiring dengan selalu naiknya anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN?setiap tahun.

Peneliti di Indonesia, lanjut dia, juga cukup sering mengalami kesulitan biaya untuk mematenkan karya penelitian mereka. Karena itu, Kemenristek menyediakan biaya untuk membantu para peneliti untuk mengurus hak cipta dan hak paten.

Gusti juga mengimbau kepada para peneliti untuk tidak asyik sendiri dengan obyek penelitian mereka. Peneliti, menurut dia, harus sensitif dengan kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat dan mengarahkan penelitian mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement