REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Negara-negara Asia Afrika terus menggalang dukungan bagi Palestina agar diakui keberadaannya sebagai negara dan menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri AM Fachir dalam konferensi pers peringatan ke-57 Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu, mengatakan dukungan tersebut diberikan kepada Palestina dalam bentuk politik maupun pelatihan sumber daya manusia guna mempersiapkan kemerdekaannya.
"Dukungan politik diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti membuka hubungan diplomatik dengan Palestina yang merupakan pengakuan sebagai negara," ujar Fachir.
Selain itu, lanjut dia, dukungan politik terus diberikan oleh negara-negara Asia Afrika agar Palestina bisa mendapatkan keanggotaan penuh dalam PBB.
Usaha Palestina untuk menjadi anggota ke-194 PBB pada Sidang Majelis Umum PBB tahun 2011 dibayangi oleh ancaman penggunaan hak veto dari Amerika Serikat yang menyatakan dukungannya terhadap keamanan Israel.
Fachir menyatakan negara Asia Afrika mengupayakan agar Palestina mendapatkan dukungan dari lebih dua pertiga anggota agar bisa bergabung dalam PBB.
Meski demikian, nasib keanggotaan Palestina dalam PBB sepenuhnya bergantung pada keputusan Dewan Keamanan PBB yang berjumlah sembilan negara dengan persyaratan tidak mendapatkan satu veto pun dari lima negara anggota tetap DK PBB yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, dan China.
"Tentu saja proses dukungannya tetap terus berjalan, tetapi yang krusial memang ketika harus melewati dewan keamanan PBB," ujarnya.
Saat ini, Palestina sudah mendapatkan dukungan dari salah satu organ PBB, yaitu UNESCO, yang menerima keanggotaan Palestina pada 31 Oktober 2011 di Perancis melalui pemungutan suara. Dari 173 delegasi yang hadir dalam pertemuan, 107 anggota mendukung, 14 menolak, 52 abstain, dan 12 lainnya tidak mengikuti pemungutan suara.