REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Demi mencegah berandalan bermotor berkembang, Kepolisian Daerah Jawa Tengah terus mengintensifkan tindakan. Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Martinus Sitompul, menyatakan kepolisian tidak serta merta kehilangan kewaspadaan meski sudah ada pendeklarasian pembubaran geng motor di Jawa Barat pada 31 Desember 2011 lalu di Halaman Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Jawa Barat. Ia mengaku geng macam itu masih ada di Jawa Barat.
Martinus memastikan kepolisian di Jawa Barat akan bertindak tegas apabila ada kasus geng motor mencuat lagi. Insiden melibatkan geng motor marak terjadi kerap disebabkan aksi balas dendam satu anggota kelompok yang disakiti. Atas nama persaudaraan mereka membalas dengan menyerbu kelompok lainnya.
Sering kali ketika bertindak kelompok itu menanggalkan atribut khasnya. "Begini ya saya kelompok H, saat mereka melakukan tindakan itu mereka lepaskan (atribut) kelompok motor itu." ujar Martinus saat dihubungi oleh Republika, Senin (16/04).
Secara garis besar kepolisian membagi dua kelompok motor. Satu kelompok motor yang jelas, artinya memiliki sekretariat dan kelompok bermotor yang suka melakukan tindak pidana atau berandalan bermotor.
Dimana pun berandalan motor tersebut akan bertindak Martinus menegaskan kepolisian pasti akan melakukan tindakan demi mencegah berandalan bermotor tidak beraksi kembali.