Jumat 13 Apr 2012 22:08 WIB

Wah, Putri Cantik Ini Asyik Kampanye Penanggulangan Malaria

Putri Astrid dari Belgia dan sang suami
Foto: oocities.org
Putri Astrid dari Belgia dan sang suami

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Putri Astrid dari Belgia, Wakil Khusus atau Special Representative dari Roll Back Malaria, menyatakan dukungannya bagi penanggulangan malaria di Indonesia dan juga akan mengunjungi program pengendalian malaria di Bandar Lampung dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia. "Malaria begitu menyentuh saya, terutama karena dampaknya pada mereka yang paling lemah, wanita hamil dan anak-anak," ujar Putri Astrid ketika berbincang dengan media di Jakarta, Jumat (13/4).

"Walaupun banyak kemajuan telah dicapai beberapa tahun belakangan ini, penyakit yang dapat dicegah ini setiap menitnya membunuh seorang anak," kata Putri Astrid.

Ia menyayangkan masih banyaknya anak yang terkena malaria dan tidak bisa disembuhkan karena kemiskinan menyebabkan para orangtua tidak dapat mengobati anaknya, padahal pengobatan malaria dinilainya relatif tidak mahal.

Beberapa cara sederhana dan murah juga disebutnya dapat membantu memerangi malaria seperti menggunakan kelambu berinsektisida, menghindari gigitan nyamuk, tes diagnostik yang akurat dan pengobatan yang tepat.

Saat ini, ancaman utama bagi kelangsungan pengendalian dan eliminasi malaria disebut Putri Astrid adalah berkembangnya resistensi terhadap obat malaria yang paling efektif yaitu artemisinin-combination therapies yang ditemukan di beberapa daerah di kawasan Asia Pasifik.

"Ini ancaman serius, mengingat sejarah bahwa kawasan ini adalah pusat munculnya parasit malaria yang kebal terhadap obat malaria," ujarnya.

Sebagian besar negara-negara endemis malaria akan kesulitan menghadapi malaria jika obat-obatan yang ada sekarang tidak mempan lagi, diperkirakan sekitar 216 juta orang yang terinfeksi malaria tiap tahunnya tidak memiliki pengobatan.

Oleh karena itu, Putri Astrid berharap agar kerja sama yang dilakukan Roll Back Malaria, WHO, Unicef, Global Fund, USAID, AUSAID dan Kementerian Kesehatan dapat mengatasi hal tersebut terutama dalam hal investasi dana.

"Investasi bagi pencegahan dan pengendalian malaria adalah salah satu dari investasi penting bagi kesehatan dunia karena dapat secara dramatis menurunkan angka kesakitan dan kematian karena malaria," ujarnya.

Investasi pada penelitian dan pengambangan obat antimalaria baru juga disebutnya sangat penting karena bertambahnya resistensi terhadap artemisinin akan menghambat pemberantasan malaria.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement