REPUBLIKA.CO.ID,SUMBAWA--Kapal kayu tanpa nama pengangkut sekitar 50 imigran gelap asal Timur Tengah yang tenggelam di Selat Maluk, barat daya Kamis (12/4) pukul 13.50 wita hingga kini belum ditemukan Tim SAR.
Staf Komunikasi Basarnas Mataram Wisnu Satrio di Mataram, Jumat mengatakan, upaya pencarian menggunakan helikoter sejak pukul 15.00 wita di empat titik koordinat di perairan laut Selat Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, namun hingga kini belum ditemukan.
Ia mengatakan, helikopter yang melakukan pencarian melalui udara hingga kini belum menemukan kapal kayu tanpa nama yang membawa sekitar 50 orang imigran gelap asal Timur Tngah akan menuju Australia.
"Para imigran penumpang kapal tersebut mengibarkan bendera memohon bantuan dan sempat dilihat tim penyelamat yang menggunakan boat milik Polairud pada Kamis petang sekitar pukul 21.00 wita, namun karena lokasinya jauh dan gelombang tinggi relatif sulit untuk memberikan pertolongan," katanya.
Menurut Wisnu, para imigran gelap tersebut tidak mau menyampaikan informasi secara langsung ke Tim SAR, para korban hanya memberikan informasi melalui Konsulat Australia baru kemudian mengimpormasikan ke Tim SAR.
"Kami mengalami kesulitan melakukan upaya penyelematan, karena para imigran gelap itu tidak mau memberikan informasi langsung kepada Tim SAR, mereka hanya meminta bantuan melalui Konsulat Australia," kata Wisnu.
Menurut dia, untuk melakukan pencarian ke wilayah yang lebih jauh, pihaknya minta bantuan Rescue Boat (RB) dari Basarnas Denpasar yang kini sedang dalam perjalanan menuju tempat kejadian perkara (TKP) di perairan pantai Maluk, Sumbawa Barat.
Kapal kayu tanpa nama yang mengangkut sekitar 50 orang imigran gelap dari Timur Tengah tenggelam di Selat Maluk, barat daya Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis sore.
Sesaat sebelum tenggelam salah seorang menelepon ke Kedutaan Besar Australia guna mengabarkan kapal kayu itu hendak tenggelam. Kapal kayu berukuran 3 x 8 meter itu dilaporkan mengangkut sekitar 50 orang imigran gelap dari Timur Tengah.
Diduga kapal kayu itu hendak memasuki perairan Australia, namun kembali bertolak ke perairan Indonesia karena gelombang tinggi kemudian dilaporkan tenggelam di perairan Sumbawa barat daya itu.