REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Wakil Presiden (Wapres) Boediono, mengingatkan tantangan media, khususnya media cetak, di Indonesia makin banyak. Varian media pun makin beragam, sehingga informasi yang disajikan sangat banyak.
Tantangan ini tak lepas dari situasi politik di Indonesia yang masih menjalani proses transisi berdemokrasi. Untuk menjawab tantangan itu, Wapres menyarankan agar semua insan pers bekerja lebih keras dalam mengolah informasi. ''Ke depan masih banyak tantangannya. Tantangan di bidang media ini yang harus dijawab dengan kerja keras,'' kata Boediono dalam sambutan pertemuan tahunan ke-12 konferensi koran yang digelar World Association of Newspaper and News Publishers (WAN-IFRA) --asosiasi koran dunia, Selasa (10/4) di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali.
Pertemuan tahunan bertajuk Publish Asia 2012 Shaping the Future of News Publising ini dihadiri sekitar 600 delegasi dari 120 negara anggota WANIFRA. Boediono merespon positif WANIFRA kali ke-12 yang digelar di Indonesia, khususnya Bali. Hal itu dinilai sebagai wujud pengakuan panitia serta delegasi lain atas pertumbuhan media dan demokrasi di Indonesia.
Kebersamaan media dan demokrasi itu dinilai ikut mewarnai pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Sehingga, lambat laun, bisnis media dalam beberapa tahun terakhir telah memberi peluang pekerjaan bagi pencari kerja. Dia mencontohkan satu grup media bisa memiliki beragam varian media. Wapres juga mendorong agar media cetak terus melakukan inovasi agar tak ditinggalkan pembaca. Tantangan terkini media cetak adalah media sosial seperti Faecbook, Twitter maupun Online.