Senin 09 Apr 2012 12:09 WIB

TNI Layak Turun Tangan Tangani Penembakan di Papua

TNI Berjaga mengamankan demo kenaikan BBM
Foto: antara
TNI Berjaga mengamankan demo kenaikan BBM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Aboebakar Alhabsyi mendesak Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo serius menyelesaikan persoalan klasik kekerasan di Papua. Apalagi insiden penembakan pesawat Trigana di Mulia, Papua, bakal kembali menarik perhatian internasional. Untuk itu ia menilai TNI layak turun tangan karena hal tersebut sudah mengancam kedaulatan negara.

Aboebakar menuturkan bahwa dunia internasional akan kembali menyoroti Papua karena selain adanya perusahaan multi nasional di sana, isu HAM di Papua kerap menjadi bahan kampanye di luar negeri. "Karenanya saya minta Kapolri serius memperhatikan persoalan Papua ini," ujarnya.

Kekerasan dan teror kembali terjadi di Papua. Satu unit pesawat twin otter Trigana Air ditembaki oleh kelompok tak dikenal pada Minggu pagi (8/4), saat mendarat di Bandar Udara Mulia, Puncak Jaya, Papua. Brondongan tembakan itu mengenai pilot dan penumpangnya.

Dalam insiden itu, satu orang telah dinyatakan tewas yakni Leiron Kogoya, yang merupakan wartawan surat kabar harian Pasific Pos dari Papua Pos Nabire Grup.

Lebih lanjut Aboebakar mengatakan, menurut catatannya sudah banyak penembakan yang dilakukan oleh kelompok tidak dikenal di Papua dan karenanya polisi harus menggenjot performanya untuk menangani persoalan ini.

Anggota Komisi III DPR RI itu menegaskan bahwa penembakan oleh orang-orang tak dikenal di Papua itu sudah menjadi catatan merah dan panjang. Penangan penembakan di Papua itu sudah selayaknya memperbantukan TNI karena sudah mengancam pertahanan dan kedaulatan negara.

"Semua tahu masih ada PR besar di sana, yaitu kaitannya dengan OPM. Jadi dari pada TNI dikirim untuk menghadapi demo mahasiswa, lebih baik dikirim untuk mengamankan kondisi Papua. Di Papua ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Polri, seperti keterbatasan tenaga, alat komunikasi yang tidak mendukung dan alat transportasi udara. Padahal medan di daerah Papua sangatlah berat," Aboebakar mengatakan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement