Kamis 05 Apr 2012 01:04 WIB

Pesanan Dunia Membeludak, Permintaan Kepiting Sulit Dipenuhi

Seorang pengepul kepiting di Sidoarjo, Jawa Timur. (Foto : Bambang Suseno/ANTARA)
Seorang pengepul kepiting di Sidoarjo, Jawa Timur. (Foto : Bambang Suseno/ANTARA)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA---Jawa Timur mempunyai kesulitan memenuhi permintaan kepiting untuk pasar internasional karena ketersediaan komoditas tersebut di Jatim selama ini sangat terbatas. "Padahal, permintaan kepiting di pasar internasional cukup tinggi, bahkan setiap tahun permintaan mereka selalu meningkat," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, Kardani.

Menurut dia, keterbatasan pasokan kepiting itu karena hasil tangkapan atau budi daya yang ada lebih banyak diserap pasar lokal, termasuk memenuhi kebutuhan restoran. "Sementara, pada tahun 2011 volume ekspor kepiting mencapai 12.834.562 ton atau senilai 93.368.978 dolar Amerika Serikat (AS). Kinerja tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 9,6 juta ton dengan nilai sekitar 59 juta dolar AS," ujarnya.

Selain itu, jelas dia, biasanya pengiriman kepiting ke luar negeri sudah dalam bentuk daging yang dikalengkan, namun akibat permintaan kepiting yang sangat besar di pasar internasional dan pasokannya terbatas, maka harga jualnya pun tinggi. "Kini, harga kepiting di Jatim berkisar antara Rp100.000-Rp 200.000 perkilogram," katanya.

Untuk meningkatkan produksi kepiting Jatim, tambah dia, DKP Jatim siap mengembangkan produksi kepiting dengan mencari teknologi tepat guna. Bahkan, sejumlah pembudi daya sudah menerapkan teknologi mutasi pada kepiting "Soft Carapase" (soka).

"Kami juga memiliki inisiatif guna mengembangkan pembibitan di tempat tertentu, karena kepiting merupakan hewan yang susah hidup di setiap tempat. Umumnya, kepiting hidup di daerah mangrove," katanya.

Ia optimistis, pada masa mendatang Jatim memiliki kontribusi besar terhadap produksi kepiting nasional, meski kontribusi Jatim terhadap ekspor kepiting nasional saat ini masih kecil atau mencapai 20 persen ekspor nasional. "Kami harap masyarakat Jatim mau mengurangi angka konsumsinya untuk kepiting bertelur karena tindakan itu dapat mengancam kelangsungan hidup mereka pada masa depan," katanya.

Walau demikian, lanjut dia, saat ini di sejumlah wilayah di Jatim sudah dilakukan pembibitan kepiting, di antaranya di Situbondo dan Probolinggo. Tapi, kalau secara nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun ini menargetkan ekspor kepiting mencapai 262 miliar dolar AS atau meningkat 3,76 persen dibandingkan dengan kinerja tahun lalu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement