REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan harga BBM di negara lain. Data Bank Dunia (World Bank) menunjukkan subsidi BBM di Indonesia lebih menguntungkan rumah tangga kelas menengah-atas dibandingkan masyarakat bawah.
"Subsidi BBM untuk mobil besarnya 10 kali lipat dari yang diterima motor," kata ekonom utama Bank Dunia, Shubhan Chauduri, dalam diskusi 'Indonesia Economic Quarterly', di Jakarta, Rabu (4/4).
Shubhan memaparkan pemilik mobil rata-rata menggunakan 50 liter BBM per pekan. Mereka menerima manfaat sekitar Rp 1,115 juta per bulan. Artinya, pemilik mobil menerima 10 kali lipat besaran subsidi dibandingkan pemilik motor yang rata-rata menggunakan lima liter BBM per pekan atau subsidi sebesar Rp 111 ribu.
Rumah tangga miskin yang tak memunyai mobil atau sepeda motor, kata Shubhan, hanya sedikit menikmati manfaat secara langsung. Walaupun, mereka dapat menerima manfaat secara tak langsung dari lebih rendahnya biaya transportasi.
Menurut survei rumah tangga (Susenas 2009), sebanyak 40 persen dari seluruh manfaat subsidi BBM dinikmati 10 persen penduduk terkaya. Sedangkan, sebanyak 10 persen rumah tangga termiskin hanya menikmati satu persen saja.
Bank Dunia, kata Shubhan, menilai sangat penting untuk memberikan waktu kepada rumah tangga miskin melakukan penyesuaian terhadap kenaikan harga-harga setelah peningkatan harga BBM. Misalnya, program bantuan masyarakat sementara yang diusulkan pemerintah.
Masyarakat Indonesia harus mengetahui bahwa harga BBM premium yang dijual tanpa subsidi saat ini sudah mencapai Rp 10.500 per liter. Artinya, pemerintah menyubsidi rakyat Rp 6.000 per liter.
Besaran subsidi ini merupakan yang tertinggi dari subsidi BBM yang pernah ada. Sehingga, kenaikan BBM memang dibutuhkan dan menjadi keputusan yang lebih populis dibandingkan menunda kenaikan BBM.