Senin 02 Apr 2012 23:46 WIB

Pemerintah Bentuk Tim Kaji Standar Harga Padi

Petani saat bekerja di sawah (ilustrasi).
Petani saat bekerja di sawah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK SIKAPING – Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, membentuk tim untuk mengkaji standar harga padi petani di daerah setempat sebelum menjalankan program menyelamatkan petani dari tengkulak melalui perusahaan daerah.

"Dari hasil pengkajian itu nanti, akan jelas berapa standar harga padi yang akan dibeli oleh PT Equator yang akan menjalankan program itu," kata Bupati Pasaman, Benny Utama, Senin (2/4).

Menurut dia, saat ini petani di Pasaman masih banyak yang terjebak dalam sistem tengkulak, mereka terpaksa menjual hasil pertanian kepada induk semang (orang yang meminjamkan uang).

Akibatnya, para petani menjual hasil pertanian mereka dengan harga yang rendah. "Bahkan, saat ini sebagian dari petani ada yang hanya mendapatkan gaji rata-rata per harinya sebesar Rp 5.000 saja," ungkap Benny.

Ke depan, kata Bupati, melalui penyamaan harga padi yang akan dijalankan oleh perusahaan daerah itu, pemerintah mengupayakan agar petani bisa mendapatkan gaji sebesar rata-rata Rp 60 ribu/hari. "Sayang rasanya, kalau kerja petani tidak sesuai dengan gaji yang mereka dapatkan," ujarnya.

Benny menambahkan, sebagai langkah awal untuk merealisasikan rencana menyelamatkan petani melalui program tersebut, Pemkab Pasaman sudah menganggarkan sebesar Rp 1 miliar pada tahun ini.

Dana itu merupakan tahap percobaan dalam menjalankan program tersebut. "Jika nanti ada kemajuan, kita akan upayakan penambahan modal dalam anggaran perubahan pada tahun ini mencapai Rp 5 miliar," janji Benny.

Dengan direalisasikannya rencana itu, bupati berharap agar masyarakat setempat tidak lagi terjebak dengan hal yang dapat membuat mereka hidup dalam serba pas-pasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement