Sabtu 31 Mar 2012 19:51 WIB

Pemerintah tak Dapat Dipercaya

Rep: Yoebal Rasyid/ Red: Chairul Akhmad
Aparat kepolisian mengamankan demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM (ilustrasi).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Aparat kepolisian mengamankan demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAJARTA - Walau pemerintah tak jadi menaikkan harga BBM per 1 April ini, para mahasiswa Yogyakarta sepakat akan terus menggelar demo, sampai pemerintah benar-benar membatalkan renananya tersebut.

Bagi aktivis mahasisa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Yogyakarta, pemerintah memang tak jadi menaikkan harga BBM per 1 April, tapi belum tentu mereka akan membatalkan niatnya tersebut.

''Sesuai dengan tuntutan rakyat miskin, kami menuntut pemerintah membatalkan rencananya tersebut,'' kata Wisnu, koordinator aksi AMI.

AMI turun ke jalan berdemo dengan puluhan anggotanya. Mereka berkumpul di Titik Nol Perempatan Kantor Pos Besar.

Aksi damai yang dilakukan IMM DIY tersebut berlangsung tertib dan damai. Petugas kepolisian hanya mengawasi dari kejauhan sambil menertibkan arus lalulintas. Para pengunjukrasa membentuk lingkaran dan menyalakan api di Titik Nol Kilometer. 

Aksi ini menarik perhatian masyarakat Yogyakarta yang kebetulan melalui jalan tersebut, dalam aksinya itu para mahasiswa IMM ini menuntut SBY-Boediono untuk turun dari jabatannya, bila tak mampu mengelola negara ini. "Mereka hanya menunda-nunda, supaya dapat simpati, padahal nantinya tetap menaikkan. Yang dilakukan semalam di DPR cuma sandiwara saja," kata Wisnu.

Menurut dia, ucapan para pemimpin negara ini tak dapat dipercaya. "Bilang rakyat harus menghemat, tapi mereka malah melancong terus ke luar negeri untuk berwisata, dan malah beli pesawat. Pemerintah seperti ini, mestinya harus turun sekarang juga," katanya.

Puas berorasi puluhan massa langsung membubarkan diri dan kembali ke markas IMM Kota Yogyakarta dengan jalan kaki. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement