Jumat 30 Mar 2012 20:23 WIB

Perwakilan Demonstran Diterima Pihak Istana

Rep: Esthi Maharani/ Red: Karta Raharja Ucu
Aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) (ilustrasi)
Foto: Antara/Agus Bebeng
Aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Istana Merdeka menerima 10 perwakilan para pendemo yang menggelar unjuk rasa sejak Jumat (30/3) siang. Mereka terdiri dari Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Umat Islam (FUI).

Mereka diterima sekitar pukul 19:00 WIB dan disambut Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha dan staf khusus bidang komunikasi politik, Daniel Sparingga. Sampai saat ini, komunikasi antara kedua belah pihak masih dilakukan.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 10 ribu massa dari gabungan organisasi masyarakat (ormas) Islam, menggelar demo di depan istana sejak ba'da Shalat Jumat. Dan jelang pukul 20:00 WIB mereka masih bertahan di depan istana. Mereka ikut menggelar unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi setelah sebelumnya menggelar aksi long march dari bundaran HI menuju Istana Negara.

Massa FPI menuntut agar Indonesia bersih dari korupsi dan berbagai kemiskinan, bersihkan dari liberal yang menjadi sumber kemaksiatan, membebaskan dari Ahmadiyah dan aliran sesat lain, menolak kenaikan harga BBM, dan menuntut agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera turun dari jabatannya.

Ribuan massa FUI itu ingin berdialog dengan Presiden SBY yang sedang berada di dalam Istana Negara. "Nanti delegasi kami upayakan masuk ke dalam istana," kata seorang orator. "Kalau perlu, kami rukiyah istana itu," kata orator FPI.

Selain FPI, pendemo juga berasal dari FUI yang merupakan gabungan lebih dari 20 organisasi masyarakat Islam dan partai yang terdiri, antara lain Laskar Pembela Islam (LPI), Perguruan Assyafiiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Mujahidin, Partai Bulan Bintang, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Nahdlatul Ulama Indonesia, dan puluhan organisasi lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement