Kamis 29 Mar 2012 16:15 WIB

Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Bakar Peti Mati

Massa demonstran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Enny Nuraheni
Massa demonstran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI---Ada-ada saja aksi demo mahasiswa menolak kenaikan harga BBM. Sedikitnya 50 mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Cabang Kediri melakukan aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per awal April 2012 sebanyak Rp 1.500 per liter dengan membakar peti mati di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (29/3). "Kami menolak dengan tegas kenaikan harga BBM, karena hanya akan mencederai rakyat," kata Ketua HMI Cabang Kediri, M Maghfuri ditemui di sela-sela aksi.

Ia mengatakan, sebenarnya masih ada opsi lain, dan tidak harus menaikkan harga BBM, di antaranya menangkap serta menyita seluruh aset kekayaan para koruptor dan mafia kasus di negeri ini. "Pemerintah masih bisa memaksimalkan pos-pos penerimaan negara yang masih bocor akibat praktik pemerintahan yang buruk. Harusnya, dengan itu pemerintah bisa melakukan penghematan negara," katanya mengungkapkan.

Ia juga mengatakan, dampak kenaikan harga BBM itu dipastikan hanya akan menyengsarakan rakyat. Bukan hanya harga bahan pokok, transportasi, serta berbagai macam kebutuhan lainnya tentunya juga mengalami kenaikan.

Pihaknya juga menyebut, alasan yang dikemukakan oleh pemerintah untuk menaikkan harga BBM juga tidak logis. Pemerintah mengaku menderita kerugian, terlebih lagi sejak adanya pengurangan subsidi dari semula 3 persen dari 17,96 persen pada 2011 menjadi 14,72 persen pada 2012 membuat pemerintah kesulitan.

"Kenapa pos subsidi untuk bantuan rakyat miskin justru dikurangi. Dengan harga BBM yang sekarang ini saja, pemerintah sudah ada untung sampai Rp 97 triliun, jika dinaikkan kami menduga ada yang sengaja menumpuk untuk keperluan Pemilu Presiden 2014," katanya menduga.

Ia berharap, pemerintah tidak menaikkan harga BBM yang hanya menyengsarakan rakyat kecil. Ia meminta, pemerintah memperhatikan suara rakyat dan tidak sepihak menaikkan harga.

Dalam aksi itu, sempat terjadi adu dorong di antara mahasiswa dengan petugas. Mereka tidak diperbolehkan masuk ke dalam kantor DPRD Kota Kediri, karena anggota dewan meminta hanya perwakilan saja.

Akhirnya, dua orang mahasiswa masuk untuk menyampaikan aspirasinya dan diterima ketua DPRD Kota Kediri. Walaupun tidak puas, karena hanya dijanjikan untuk diteruskan aspirasinya, mahasiswa akhirnya meninggalkan kantor dewan dengan tertib.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement