REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Komando Resor Militer (Korem) 041 Garuda Emas Bengkulu menyiagakan pasukan sebanyak 100 orang personel untuk membantu kepolisian daerah (Polda) mengamankan unjuk rasa menolak penaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Kamis (29/3).
"Kami menyiagakan satu SSK beranggotakan 100 personel, yang akan diturunkan setelah mendapat permintaan bantuan dari kepolisian," kata Kapenrem Korem 041 Gamas, Mayor Inf Onsonuni di Bengkulu.
Ia mengatakan pasukan tersebut disiagakan di halaman Makorem 041 Gamas di Jalan Pembangunan yang hanya berjarak 100 meter dari Kantor DPRD Provinsi Bengkulu, lokasi unjuk rasa mahasiswa menolak penaikan harga BBM.
Para personel tersebut, kata dia tidak dilengkapi senjata, hanya tameng dan tongkat dari rotan. "Senjata itu adalah perlengkapan perorangan jadi tidak akan digunakan di lapangan, hanya tameng dan tongkat," tambahnya.
Ia membenarkan bila status siaga ini untuk mengantisipasi gejolak sosial terkait unjuk rasa penolakan harga BBM. Korem 041 Gamas Bengkulu hanya menyiapkan 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) berjumlah 100 anggota dan disetiap Kodim ada 1 SST (Satuan Setingkat Peleton) berjumlah 30 anggota.
Ia menegaskan pasukannya tidak langsung keluar menghadapi demontrasi bila ada demontrasi. "Ada prosedur yang harus dilalui, selain terlebih dahulu ada permintaan dari Polda, juga harus melapor terlebih dahulu ke Pangdam (Panglima Kodam)," ujarnya.
Onsonuni mengatakan objek-objek vital yang akan diamankan polisi antara lain Kantor Gubernur, Kantor DPRD, dan Depo Pertamina Bengkulu. Status siaga diberlakukan mulai 'H-7' menjelang penaikan BBM dan 'H+7' sesudah penaikan BBM. Bila situasi keamanan tidak terkendali, maka akan ditingkatkan menjadi siaga II, ini bila situasi sangat genting.