REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau para pengunjuk rasa agar tetap tertib dan jangan membongkar apa yang telah dibangun oleh bangsa. Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu di akhir kunjungan kerjanya di Korea Selatan, Kamis, menanggapi aksi penolakan terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Kalau ada saudara kita yang berunjuk rasa, itu hak politik mereka, saya hormati. Kalau unjuk rasa tetap tertib. Jangan membongkar apa yang telah kita bangun," katanya.
Ia kemudian mengajak para elit memiliki pikiran yang sama terkait keputusan sulit pengurangan subsidi minyak tersebut. "Tidak benar yang di luar kekuasaan melawan apa saja yang sedang dilakukan yang memerintah," katanya.
Presiden meyakini bahwa kebijakan untuk menyelamatkan ekonomi sebagai kebijakan yang benar dan pada akhirnya akan melindungi rakyat.
"Saya sampaikan beberapa kali. kebijakan ini tidak populer, dan saya akan jadi korban lagi. Tapi ini diputuskan bukan tanpa tujuan," katanya.
Ia menilai harus ada solusi dan kebijakan baru guna mengatasi meroketnya harga minyak dunia.
"Ini yang kami tawarkan ke negeri ini. Jadi tidak boleh direduksi jadi naik turunnya BBM, tapi lihatlah pada upaya untuk meningkatklan ekonomi, juga ada upaya penyelamatan masyarakat yang lemah dalam hal ekonomi," ujarnya.
Presiden menegaskan kebijakan tersebut merupakan keputusan yang benar dan tidak asal-asalan serta pada akhirnya akan melindungi rakyat.
"Yang kaya jangan ikut-ikutan menikmati BBM yang murah," katanya.
Dalam beberapa hari terakhir muncul aksi unjuk rasa di sejumlah daerah menolak rencana pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak.
Kunjungan Presiden ke Korea Selatan merupakan rangkaian dari kunjungan kerja delapan harinya, 22-29 Maret ke Beijing, Hongkong dan Seoul. Presiden beserta rombongan dijadwalkan tiba di tanah air pada Kamis (29/3) sore.