Rabu 28 Mar 2012 21:52 WIB

Demo BBM, Aparat Arogan akan Dilawan

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Kericuhan pecah saat mahasiswa menggelar demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (27/3).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Kericuhan pecah saat mahasiswa menggelar demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aparat kepolisian dan petugas keamanan internal akan dilawan jika bersikap arogan ketika menghadapi massa pendemo yang menolak kenaikan harga BBM.

"Kita akan bawa mereka ke proses hukum," jelas Ketua Dewan Pembina Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa, Muhammad Munjazim, saat dihubungi, Rabu (28/3).

Menurutnya, aparat yang arogan, terlebih jika berani bertindak brutal lebih dulu ketimbang pendemo, sementara pendemo tidak rusuh, maka wajib hukumnya untuk ditindak tegas. "Itu harus diberi sanksi agar menjadi pembelajaran untuk aparat lainnya," jelas Munjazim.

Dia mengatakan, biarkanlah massa berorasi, berdemonstrasi, asalkan tidak brutal. Jika memang demo sudah mengarah ke tindak pidana maka aparat harus memprosesnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

Ketua Umum Garda Muda Nasional, Kuntum Khairu Basya, menyatakan aparat penegak hukum tidak perlu over acting menghadapi pendemo. "Mereka hanya ingin mengekspresikan pendapatnya. Biasa saja menghadapi mereka," ujar Kuntum.

Dia mengatakan, silakan saja siapa pun untuk berdemonstrasi, karena hal itu adalah bagian dari demokrasi. Pihaknya masih terus memantau keadaan terkait eskalasi massa untuk berdemonstrasi. "Akan kita pikirkan matang-matang. Jika demo maka kita tidak akan rusuh," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement