Senin 26 Mar 2012 23:04 WIB

Remaja Berperilaku Seks Menyimpang, Rentan Jadi Target Trafficking

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Chairul Akhmad
Human trafficking (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Human trafficking (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI – Remaja, khususnya perempuan dengan perilaku seks menyimpang, rentan menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking). Penyimpangan tersebut biasanya dimanfaatkan pelaku trafficking untuk mendekati korbannya.

Guru Bimbingan Konseling (BK), SMK Negeri 3 Cimahi, Tri Windarwati mengatakan kenakalan remaja dewasa ini, sudah menjurus pada perbuatan kriminal.

Bukan hanya sebatas aksi perkelahian dan tawuran, akan tetapi banyak diantaranya terlibat dalam penggunaan narkoba, geng motor, hingga kejahatan perdagangan manusia. Tri menilai, para remaja ini, tidak takut terhadap hukum yang berlaku di negara ini.

Tri melanjutkan, baru-baru ini sekolah ditempatnya mengajar, dibantu aparat Polres Cimahi, berhasil mengungkap kejahatan trafficking yang melibatkan siswinya yang memiliki perilaku seks menyimpang.

"Kebencian korban terhadap laki-laki malah dimanfaatkan pelaku untuk memasukkan korban ke dalam jaringannya. Akhirnya, korban ternyata dijual," ungkap Tri usai pelatihan 'Juvenille Delinquent' bagi guru-guru BK yang digelar Fakultas Psikologi Unjani Kota Cimahi, baru-baru ini.

Bukan hanya kejahatan trafficking yang mengintip remaja putri saat ini. Aktivitas geng motor pun diakuinya sudah sangat meresahkan. Tidak sedikit siswa dan siswinya yang terlibat geng motor. Menurut Tri, mereka yang terlibat dalam geng motor biasanya membawa pengaruh buruk bagi teman-temannya di lingkungan sekolah.

Mengingat kondisi dan perilaku remaja saat ini yang condong pada perbuatan kriminal, pihak sekolah harus bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk meminimalisir segala aktivitas krimal tersebut. Selain itu, kontribusi dari keluarga pun sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan kenakalan remaja yang semakin parah.

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Psikologi Ahmad Yani (Unjani), Indrya AR Dharsono, mengatakan Juvenille Delinquent merupakan teori tentang penanganan kenakalan atau kriminal terhadap remaja.

Workshop yang diikuti guru-guru BK dari 38 sekolah yang ada di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini, diharapkan membantu para guru BK dalam mengatasi kenakalan remaja, bahkan yang menjurus pada perbuatan kriminal sekalipun. "Para guru dikenalkan cara-cara menangani anak didiknya yang terlibat dalam kenakalan remaja," ujar Indrya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement