Senin 26 Mar 2012 20:46 WIB

Produksi Karet Sumsel Belum Optimal

Rep: Maspril Aries/ Red: Didi Purwadi
Perkebunan karet
Foto:
Perkebunan karet

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) adalah daerah dengan areal perkebunan karet terluas di Indonesia. Namun, produksi karet daerah ini belum seimbang dibanding kapasitas pabrik yang ada.

Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel mencatat produksi karet daerah berjuluk “Bumi Sriwijaya” ini tahun lalu sebanyak 840.000 ton. Jumlah itu ternyata belum seimbang dengan total kapasitas pabrik yang mencapai produksi 1,5 juta ton per tahun.

Sekretaris Gapkindo Sumsel, Awi Aman, Senin (26/3) kepada wartawan menjelaskan idealnya jika dari 27 pabrik karet yang ada di Sumsel setidaknya sudah mampu memproduksi lebih dari realisasi tahun ini.

''Masih banyak kendalanya, salah satunya luas lahan tanaman karet yang produktif seluas 724.000 hektare itu baru menghasilkan 1.160 kg per hektare karet. Juga masih banyak karet kotor (bokar, red),'' katanya.

Untuk bisa memperoleh karet bersih, menurut Awi Aman, Gapkindo Sumsel terus melakukan sosialisasi dan kampanye agar petani dapat menghindari penjualan karet kotor. Untuk produksi karet tahun 2012, Gakpindo Sumsel memasang target produksi karet  1 juta ton. Pada tahun 2016, angkatnya meningkat mencapai 1,6 juta.

Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, sebelumnya juga sudah menyoroti rendahnya produktivitas sektor perkebunan khususnya produksi karet. Untuk mengembangkan produksi karet khususnya industri hilir karet, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel berencana  membangun pabrik ban sebagai salah satu upaya meningkatkan produktivitas karet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement