REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Aksi unjuk rasa menentang rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Selasa (27/3) mendatang. Mabes Polri akan menurunkan sebanyak 22 orang personel polisi untuk mengamankan aksi unjuk rasa tersebut.
"Kita telah menyiapkan sebanyak 22 ribu personel untuk mengamankan unjuk rasa besok (27/3)," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Polisi Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/3).
Saud menjelaskan hingga Senin (26/3) siang, Polda Metro Jaya telah menerima izin dari masyarakat yang akan melakukan unjuk rasa pada Selasa (26/3) yang diperkirakan akan dihadiri sebanyak delapan ribu pengunjuk rasa.
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring izin unjuk rasa yang akan diterima hingga Senin (26/3) malam. Ribuan orang tersebut akan terpusat di empat titik yaitu DPR, Bunderan Hotel Indonesia (HI), Monumen Nasional (Monas) dan Istana Negara.
Selain dari personel Polri, rupanya pasukan TNI tetap akan diturunkan untuk pengamanan unjuk rasa tersebut. Sebanyak delapan ribu pasukan TNI sudah disiapkan untuk mengamankan objek-objek vital di Jakarta seperti Istana Negara, kantor Radio Republik Indonesia (RRI) dan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Ia berdalih pelibatan TNI telah disetujui antara Kapolri dan Panglima TNI.
"Kalau emmang objek vital kan berdasarkan undang-undang kan bisa diamankan TNI. Kita harus over estimate terhadap kekuatan massa yang cukup besar, salah satunya dengan diperbantukan TNI," kelit mantan Kepala Densus 88 ini.