Senin 26 Mar 2012 12:28 WIB

Demo BBM, Mahasiswa Hadang Mobil Tangki

Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)/ilustrasi
Foto: Antara/R. Rekotomo
Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BONDOWOSO---Sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berdemonstrasi di depan kantor DPRD Bondowoso, Jatim, Senin (26/3). Mereka menolak kenaikan harga BBM dengan menghadang mobil tangki BBM.

Saat mahasiswa sedang berorasi menolak kenaikan harga BBM yang rencananya akan diberlakukan oleh pemerintah awal April 2012, tiba-tiba dari arah timur muncul mobil tangki BBM, kemudian para mahasiswa itu menghadangnya.

Mahasiswa menyuruh sopir tangki turun dari kendaraan. Mereka juga sempat memukul-mukul mobil tangki dan menyiram mobil dengan air got. Saat itu, pakaian putih yang dikenakan seorang perwira polisi terkena cipratan air.

Aksi mahasiswa itu kendaraan dari arah Bondowoso yang menuju ke Situbondo maupun sebaliknya sempat merambat. Apalagi mahasiswa sempat hendak memblokir jalan karena para pimpinan DPRD yang diajak berdialog oleh mahasiswa menolak keluar ke jalan.

Sempat terjadi saling dorong antara polisi dan mahasiswa. Saat mahasiswa hendak membakar ban bekas di jalan, dihalangi oleh polisi sehingga terjadi adu mulut.

Rencana memblokir jalan dengan membakar ban bekas akhirnya diurungkan mahasiswa setelah tiga pimpinan DPRD, yakni Ahmad Dhofir (ketua), Imam Thahir (wakil ketua) dan Irwan Bachtiar (wakil ketua) akhirnya memenuhi tuntutan mereka keluar ke jalan raya.

Ahmad Dhofir bersama Irwan dan Thahir langsung duduk di tengah-tengah mahasiswa dan didaulat untuk memberikan sambutan.

Kepada mahasiswa, Dhofir mengatakan bahwa dirinya juga sepaham dengan para mahasiswa bahwa menaikkan BBM itu memberatkan rakyat. Namun demikian, ia mengakui bahwa DPRD tidak pada kapasitasnya menolak atau menerima rencana kenaikan BBM itu.

"Karena itu kami akan menampung aspirasi adik-adik semua untuk disampaikan kepada pemerintah pusat," katanya.

Setelah itu, mahasiswa meminta Dhofir untuk membubuhkan tanda tangan pada spanduk penolakan kenaikan BBM yang dibawa mahasiswa. Mahasiswa sempat meminta agar tanda tangan Dhofir dilengkapi dengan stempel.

"Sudah cukup tanda tangan saya itu, kan sudah disaksikan orang banyak. Ndak usah distempel, saya tidak punya stempel," katanya.

Setelah itu, mahasiswa membubarkan diri dengan diangkut truk polisi menuju ke arah Kota Bondowoso.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement